Rabu 30 Apr 2025 06:25 WIB

Pelaksanaan MBG di Sejumlah Sekolah di Yogyakarta Mandek

Pemkot Yogyakarta tidak bisa berbuat banyak terkait penghentian MBG tersebut.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Peluncuran program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sekolah Khusus Yayasan Karya Dharma Wanita (SKH YKDW) 01–03 Kota Tangerang pada Senin (14/4/2025).
Foto: Republika.co.id
Peluncuran program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sekolah Khusus Yayasan Karya Dharma Wanita (SKH YKDW) 01–03 Kota Tangerang pada Senin (14/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah sekolah dikabarkan berhenti, salah satunya terjadi di wilayah Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta. Informasi ini sebelumnya telah dibenarkan oleh pihak sekolah dan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY.

Terkait hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori tak banyak berkomentar. Dia menyampaikan penghentian ini hanya terjadi di sekolah-sekolah yang berada dalam naungan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Kotagede.

Namun, dia juga tidak menjelaskan secara pasti apa yang menjadi  penyebab penghentian program tersebut. Menurutnya, Pemkot Yogyakarta tidak bisa berbuat banyak terkait penghentian MBG itu, karena program ini berada  di bawah kewenangan BGN.

"Bukan kewenangannya (Pemkot Yogyakarta), kewenangan (program MBG ada di) Badan Gizi Nasional," kata Budi, Selasa (29/4/2025).

Selain itu, juga belum diketahui apakah penghentian ini bersifat sementara atau permanen. Budi mengatakan pihaknya hanya sebatas mendata sekolah mana saja yang akan menjadi sasaran program MBG tersebut. Terkait aspek lainnya merupakan kewenangan dari BGN.

"Kalau kami itu kan sebenarnya hanya banyak pada aspek data yang disampaikan, sekolah-sekolah mana yang disampaikan yang akan menjadi sasaran, jumlah muridnya berapa, kalau aspek yang lain kan bukan menjadi kewenangan pemerintah daerah," ucap dia.

Akibat berhentinya layanan SPPG di Kecamatan Kotagede ini, Budi memperkirakan ada sekitar 2.500 hingga 3.000 siswa yang belum mendapatkan program MBG kembali. 

"Berapa ya, sekitar 2.500 hingga 3.000," kata dia

"Mungkin (segitu yang terdampak berhentinya MBG), kalau berhenti kan belum dapat layanan lagi," ujarnya menambahkan.

Untuk diketahui, program MBG sendiri merupakan bagian dari inisiatif nasional yang bertujuan untuk memastikan siswa mendapatkan asupan nutrisi yang cukup selama bersekolah. Program ini menjadi salah satu langkah dari pemerintah untuk dalam rangka pencegahan stunting dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement