REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menyebut ada potensi gempa megathrust berkekuatan 8,8 M di selatan Yogyakarta. Menurut Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad, jika nantinya ada peringatan gempa megathrust dan tsunami di Yogyakarta, masyarakat memiliki waktu untuk pergi ke tempat aman sekitar 38-42 menit.
"Yang harus kita sosialisasikan kepada masyarakat bahwa ketika ada peringatan, bahwa terjadi Tsunami atau megathrust maka ada waktu untuk melarikan diri ke tempat yang lebih aman, 38-42 menit," ucap Noviar kepada wartawan di Pantai Samas, Sanden, Bantul, Rabu (11/6/2025).
BPBD juga telah memetakan dan membuat lokasi evakuasi. Letaknya ada di Kalurahan-kalurahan, masjid, dan mushola yang berada di zona aman atau 4 kilometer dari bibir pantai.
Noviar mengatakan untuk Early Warning System (EWS) sudah dilakukan uji coba di Bantul, dan Kulon Progo. Untuk Gunungkidul masih terkendala sinyal.
Untuk Bantul setiap tanggal 26 setiap bulannya, BPBD melakukan uji coba sirine yang menyambung ke tempat ibadah. "Jadi Bantul, Kulon Progo sudah berjalan, tapi Gunungkidul masih agak terkendala masalah sinyal," kata dia.
Wakil Asisten Potensi Maritim KASAL, Brigjen TNI (Mar) Werijon menyampaikan, Indonesia berada di ring of fire, sehingga hari ini digelar pelatihan penanggulangan bencana gempa bumi dan tsunami melibatkan semua stakeholder yang terkait dengan kebencanaan di Yogyakarta. Hal ini untuk mengingatkan semuanya, agar siap dan siaga bisa meminimalisir korban.
"Kedua, bagaimana ini TNI/Polri dan stakeholder kita menguji pelaku-pelaku di lapangan, uji prosedur, uji SOP, bagaimana kita sudah membuatkan jalur-jalur evakuasi nah itu sekarang kita uji, kita masih ingat tidak," ucap dia.