Ahad 22 Jun 2025 21:15 WIB

Orang Fakir Miskin di Indonesia Rata-Rata Usia Produktif, Wamensos Ungkap Penyebabnya

Kemensos sedang berusaha agar masyarakat tidak bergantung pada bansos.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Ilustrasi fakir miskin. Warga mengantre penyaluran bansos tunai Kemensos.
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Ilustrasi fakir miskin. Warga mengantre penyaluran bansos tunai Kemensos.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono mengungkapkan, rata-rata fakir miskin di Indonesia berada pada rentang usia produktf. Hal itu disampaikannya ketika memberi kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Semarang, Jawa Tengah, Kamis 8, Mei 2025. 

Agus mengatakan, terdapat 12 kelompok masyarakat yang masuk dalam kategori Pemerlu Atensi Sosial (PAS) atau Kemensos biasanya menyebutnya "12 PAS". Mereka terdiri dari antara lain warga berpendapatan rendah, anak-anak rentan, penyandang disabilitas, dan lansia terlantar. 

Agus mengungkapkan, kelompok terakhir dalam 12 PAS adalah fakir miskin. "(Fakir miskin) ini bukan produk sosial, tapi produk ekonomi," ujarnya. 

"Setelah kita cek, baik melalui data maupun kita cek lewat ground checking ke lapangan, rata-rata fakir miskin itu usianya produktif," tambah Agus. 

Dia mengungkapkan, dari seluruh fakir miskin di Indonesia, yang menerima bantuan sosial (bansos) non-tunai terdapat sekitar 18,8 juta orang. "Yang menerima program PKH (Program Keluarga Harapan) itu ada sekitar 10 juta," ucapnya. 

Kendati demikian, Agus menekankan, saat ini Kemensos sedang berusaha agar masyarakat tidak bergantung pada bansos. "Kita ingin mengubah mindset masyarakat, dari menerima bantuan sosial, Kemensos sekarang sedang bergerak atau hijrah, dari perlindungan sosial dalam bentuk-bentuk bantuan sosial, kita akan hijrah program kita menjadi pemberdayaan sosial," ujarnya. 

Saat diwawancara seusai memberikan kuliah umum, Agus menjelaskan, saat ini Kemensos sedang merancang model desa berdaya sebagai salah satu upaya mengentaskan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem, serta membuat masyarakat tak bergantung pada bansos. 

"Kita sedang membuat model untuk pemberdayaan masyarakat supaya mereka mandiri, tidak terus menerus bergantung pada bansos dan program PKH. Kita sedang membuat model di sembilan desa dan ini sudah mulai kita melakukan pelatihan, melakukan kolaborasi dengan pihak swasta di Desa Kalisalak di Kabupaten Banyumas," ucap Agus. 

Dia menambahkan, Presiden Prabowo Subianto menghendaki agar kemiskinan ekstrem di Indonesia, yang angkanya saat ini mencapai 3,17 juta orang, bisa dieradikasi atau dientaskan pada 2026.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement