Ahad 23 Nov 2025 14:05 WIB

Glow & Lovely Hadirkan Beasiswa bagi 100 Perempuan Indonesia yang Mengejar Pendidikan Tinggi

Stella mengatakan Glow & Lovely menghadirkan dua skema beasiswa.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Sebanyak 100 perempuan muda dari berbagai daerah di Indonesia resmi terpilih sebagai penerima Glow & Lovely Bintang Beasiswa 2025.
Foto: Wulan Intandari
Sebanyak 100 perempuan muda dari berbagai daerah di Indonesia resmi terpilih sebagai penerima Glow & Lovely Bintang Beasiswa 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 100 perempuan muda dari berbagai daerah di Indonesia resmi terpilih sebagai penerima Glow & Lovely Bintang Beasiswa 2025. Program yang telah berjalan sejak 2017 itu kembali digelar untuk memperluas akses pendidikan tinggi bagi perempuan berprestasi yang terkendala ekonomi.

Senior Brand Manager Glow & Lovely, Stella Tika Lestari menyampaikan animo pendaftar meningkat signifikan pada tahun ini. Pelaksanaan di tahun ke-9 ini, Glow & Lovely menggandeng Hoshizora Foundation sebagai mitra pengelola untuk memastikan beasiswa menjangkau peserta paling tepat. 

"Antusiasme sangat luas sekali, para pendaftar lebih dari 18 ribu pada tahun ini dari seluruh penjuru Indonesia, ini meningkat drastis dari tahun sebelumnya yang hanya 13 ribu," katanya, Sabtu (22/11/2025).

Berbeda dari tahun sebelumnya, Stella mengatakan Glow & Lovely menghadirkan dua skema beasiswa. Pertama, 80 beasiswa reguler bagi lulusan SMA sederajat berupa dukungan biaya kuliah penuh selama 8 semester. Kedua, 20 beasiswa parsial yang baru dibuka tahun ini bagi mahasiswi semester 4 atau 6 yang sempat mengalami tantangan finansial dan berpotensi berhenti kuliah.

Tak berhenti pada dukungan biaya pendidikan saja, Glow & Lovely juga memperluas program pelatihan softskill bagi para peserta melalui rangkaian pelatihan capacity building dengan berbagai topik.

"Tidak hanya beasiswa pendidikan, tetapi kita juga ingin adik-adik penerima itu punya softskill yang mumpuni juga yang akan menunjang mereka bahkan saat berkarier. Jadi ke semua adik Bintang akan mendapatkan program capacity building. Pematerinya banyak, akan berbeda-beda, sehingga nantinya mereka siap berkarier setelah lulus," ucapnya.

Executive Director Hoshizora Foundation, Yudi Anwar, menilai bahwa meningkatnya pendaftar beasiswa tahun ini menunjukkan satu hal, yakni perempuan muda Indonesia semakin bersemangat mengejar pendidikan tinggi, meski hambatan ekonomi masih kuat. Dia tak menepis faktor ekonomi masih menjadi hambatan utama.

"Faktanya, pendidikan tinggi belum dapat diakses secara merata oleh perempuan muda Indonesi. Keterbatasan ekonomi seringkali membuat keluarga lebih memprioritaskan laki-laki," kata Yudi.

Lebih jauh, Yudi menyampaikan proses yang berlangsung sejak program beasiswa itu dibukan pada bulan Februari 2025 lalu. Dari 18 ribu pendaftar, seleksi berkas menghasilkan 350 finalis sebelum akhirnya disaring menjadi 80 penerima reguler dan 20 penerima parsial.

"Banyak sekali kisah menarik selama proses seleksi yang dialami oleh adik-adik kita. Semoga setelah menerima beasiswa ini, dapat membantu mereka menggapai cita-citanya," ujarnya.

Dalam sesi berbagi inspirasi, Sabrina Anggraini, Co-founder start-up IT Natuno dan influencer, mendorong para penerima beasiswa untuk tidak gentar menghadapi tantangan. "Ketuk semua pintu yang ada untuk membuka semua peluang ke depan," ujarnya.

Salah satu penerima beasiswa parsial, Wening Rahayu, mengaku beasiswa ini menjadi kunci untuk menyelesaikan kuliahnya yang sempat tersendat.

"Tantangan yang dihadapinya sebagai mahasiswi adalah masalah finansial. Cita-cita saya ingin menjadi guru SD," ujarnya.

Sementara itu, alumnus beasiswa 2022, Rafifah Karimah, membagikan pengalamannya yang berubah setelah menerima beasiswa. Mahasiswi Universitas Lampung itu kini telah menerbitkan empat buku dan menjadi mahasiswa berprestasi tingkat Sumatera Selatan.

"Saat ini saatnya aku mengejar mimpi," kata dia.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement