Selasa 02 Sep 2025 08:49 WIB

Aksi Solidaritas Mahasiswa UMS, Rektor Sampaikan Lima Seruan Sikap dan Moral untuk Bangsa

Masyarakat menjadi media untuk menyebarkan informasi yang valid.

Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof Harun Joko Prayitno saat memberikan orasi terkait perkembangan dinamika situasi nasional di lapangan Gedung Induk Siti Walidah, UMS, Solo, Senin (1/9/2025).
Foto: Humas UMS
Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof Harun Joko Prayitno saat memberikan orasi terkait perkembangan dinamika situasi nasional di lapangan Gedung Induk Siti Walidah, UMS, Solo, Senin (1/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berkumpul memberikan aksi solidaritas di tengah kondisi negara Indonesia yang sedang memanas.

Presiden Mahasiswa UMS Muhammad Naufal Fajar menyampaikan keprihatinannya atas banyaknya tindakan-tindakan di luar moral yang dilakukan aparatur negara kepada kawan-kawannya selaku mahasiswa.

"Mereka sangat takut dengan gerakan-gerakan yang kita buat, padahal gerakan-gerakan kita adalah gerakan rasa sayang dan rasa cinta kita terhadap negara ini," kata dia di lapangan Gedung Induk Siti Walidah, Senin (1/9/2025).

Ia memandang, masyarakat menjadi media untuk menyebarkan informasi yang valid. Maka, kehadirannya bersama dengan masyarakat ditujukan untuk menyalurkan aspirasi.

Rektor UMS Prof Harun Joko Prayitno yang telah mendengarkan orasi dari mahasiswa memberikan apresiasinya atas masukan intelektual yang telah disampaikan oleh perwakilan mahasiswa.

Rektor UMS memberikan lima pernyataan sikap dan seruan moral atas perkembangan dinamika situasi nasional yang terjadi saat ini. Harun mewakili civitas academica UMS menyampaikan keprihatinan dan duka cita yang mendalam atas jatuhnya korban dalam aksi unjuk rasa yang terjadi baru-baru ini.

Semoga korban mendapat rahmat dari Allah SWT, keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, dan para korban yang terluka segera diberikan kesembuhan.

“Menyerukan kepada seluruh pemimpin, penegak hukum, dan pengambil kebijakan untuk memperhatikan, mendengarkan aspirasi, bersikap secara bijak, berempati dan santun dalam memberikan pelayanan,” serunya.

Rektor UMS meminta seluruh pemimpin untuk memberikan keteladanan dalam menyelesaikan masalah secara bijak, tegas, dan adil. Dia juga menghimbau seluruh masyarakat, khususnya mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi dengan mengedepankan nilai-nilai akademik, etika, moral, menghindari kekerasan, tidak terprovokasi, dan tidak melanggar hukum.

Dia juga menegaskan sikapnya untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tetap menjaga persatuan, kesatuan, dan keutuhan NKRI.

Bersama dengan jajaran pimpinan universitas, Rektor UMS mendengarkan enam poin tuntutan dari mahasiswa. Perwakilan mahasiswa, Teguh Jairyanur Akbar membacakan tuntutannya:

1. Meminta aparat keamanan untuk tidak melakukan kekerasan atau penggunaan kekuatan yang berlebihan saat menghadapi aksi demonstrasi

2. Meminta aparat keamanan untuk mengakui dan tanggung jawab atas kekerasan aparat dalam aksi massa

3. Mendesak pemerintah untuk meninjau kembali dan mencabut kebijakan yang berpotensi merugikan rakyat serta berisiko menjadi pemborosan anggaran untuk proyek yang tidak berpihak pada rakyat

4. Mendesak pemerintah untuk menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya

5. Mengecam dan menolak segala bentuk pembungkaman kebebasan berpendapat di lingkungan kampus, masyarakat, dan media sosial

6. Menjaga marwah dan integritas UMS sebagai lingkungan yang bersih dari intrik kepentingan politik, agenda partai politik, dan bentuk-bentuk kegiatan militerisasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement