REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ratusan siswa dari berbagai daerah di Jawa Tengah (Jateng) diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pekan lalu. Merespons kejadian itu, Pemerintah Provinsi Jateng telah menginstruksikan dinas kesehatan (dinkes) di daerah-daerah terkait untuk segera menyelidiki hal tersebut.
"Setiap kejadian kami sudah (meminta) teman-teman dari dinas kesehatan baik kabupaten, kota, maupun provinsi, untuk mengasesmen, apa sih penyebab (dugaan) keracunan tadi. Tentu saja dari hasil asesmen untuk upaya kita mendorong teman-teman SPPG untuk bisa melakukan perbaikan, sehingga hal-hal yang terjadi ini tidak terulang lagi," kata Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno, ketika diwawancara di Kota Semarang, Senin (29/9/2025).
Menurutnya, pemeriksaan nantinya akan mengungkap para siswa mengalami gejala seperti keracunan. "Apa sih yang menyebabkan dari sisi bakteri dan sebagainya? Ada yang bakteri karena masalah dari air, dari tempat makan yang kurang bersih, atau karena cara menyimpan bahan yang kurang baik sehingga menimbulkan bakteri yang lebih cepat," ucap Sumarno.
Dia mengakui, beberapa daerah di Jateng melaporkan kasus dugaan keracunan MBG pekan lalu, seperti Rembang, Kebumen, dan Banyumas. Menurut Sumarno, kejadian-kejadian tersebut segera ditangani pemerintah daerah bersama pihak-pihak terkait.
"Masalah penyimpanan (bahan baku) dan pengolahan itu menjadi perhatian, yang harus diperhatikan teman-teman SPPG," kata Sumarno.
Sumarno menambahkan, Pemprov Jateng juga akan berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) Jateng. Sebab kegiatan operasional SPPG diatur oleh BGN.
Pekan lalu, ratusan siswa dari berbagai daerah di Jateng seperti Rembang, Banyumas, Kebumen, dan Jepara diduga keracunan setelah mengonsumsi MBG. Beberapa SPPG dinonaktifkan semenyara kegiatan operasionalnya akibat kejadian tersebut. Dinas kesehatan di daerah-daerah terkait pun tengah melakukan uji sampel dari makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan para siswa.