Senin 24 Nov 2025 20:11 WIB

Kontruksi Retak dan Penurunan Kekuatan Fondasi Bikin Jembatan Kewek Yogya Rawan Roboh

struktur bangunan telah melewati batas usia ideal dan mengalami degradasi yang signif

Rep: Wulan Intandari/ Red: Karta Raharja Ucu
Kondisi Jembatan Kleringan atau Jembatan Kewek yang menjadi akses penghubung masyarakat hingga wisatawan menuju kawasan Malioboro Yogyakarta.
Foto: Wulan Intandari/ Republika
Kondisi Jembatan Kleringan atau Jembatan Kewek yang menjadi akses penghubung masyarakat hingga wisatawan menuju kawasan Malioboro Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kekuatan struktur Jembatan Kleringan atau Jembatan Kewek saat ini hanya tersisa sekitar 20 persen. Kondisi itu membuat salah satu infrastruktur tertua di Kota Yogyakarta itu kritis dan rawan roboh jika dilalui kendaraan berat.

Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta mengungkapkan hasil asesmen diketahui tingkat kerusakan jembatan yang sudah berusia lebih dari satu abad lebih itu sudah sangat mengkhawatirkan sehingga tidak mungkin lagi untuk direhabilitas secara ringan. "Kondisinya sudah kritis secara teknis ya, karena usianya sudah seratus tahun lebih," ujar Kepala DPUPKP Kota Yogyakarta, Umi Akhsanti, Senin (23/11/2025).

Baca Juga

Kondisi jembatan yang menghubungkan kawasan Kotabaru dengan Malioboro itu membuat pemerintah hanya memiliki opsi pembangunan ulang. Menurut Umi, struktur bangunan telah melewati batas usia ideal dan mengalami degradasi yang signifikan. Retakan-retakan pada konstruksi bawah dan penurunan kekuatan fondasi membuat jembatan tak lagi aman jika terus-menerus menahan beban kendaraan berat maupun beban berhenti di atasnya.

Umi mengatakan rehabilitasi atau renovasi parsial tidak akan menyelesaikan permasalahan. Penilaian tersebut diperkuat asesmen bersama konsultan yang menemukan elemen konstruksi tua sudah tidak memenuhi standar struktur jembatan modern.

"Perlu dibangun ulang. Tidak memungkinkan kalau hanya direhab, renovasi karena tingkat kerusakan sudah sampai di titik kritis," katanya.

Sembari menunggu proses pembangunan jembatan baru, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan DIY dan Kota Yogyakarta untuk menerapkan pembatasan arus kendaraan. Langkah ini penting mengingat jembatan itu sering dilalui kendaraan berat dan sering terjadi penumpukan kendaraan saat lampu merah.

photo
Kondisi Jembatan Kleringan atau Jembatan Kewek yang menjadi akses penghubung masyarakat hingga wisatawan menuju kawasan Malioboro Yogyakarta. - (Wulan Intandari/ Republika)

"Tahap awal pembatasan (sambil menunggu pembangunan ulang Jembatan Kewek -red), kami sudah koordinasi dengan Dishub DIY dan kota untuk pembatasan (kendaraan). Mungkin nanti juga tahap awal pembatasan jangan sampai kendaraan berhenti di atas jembatan," katanya.

Umi menambahkan, kendaraan tidak boleh berhenti di atas jembatan terutama saat lampu merah. "Kalau beban mati (berhenti) itu kan cukup mengkhawatirkan," ucap dia. 

Saat ini, rambu bergaris biku-biku kuning telah dipasang sebagai penanda larangan berhenti di atas jembatan. Untuk sementara, hanya kendaraan roda dua dan mobil pribadi yang diperbolehkan melintas.

"Kalau mobil biasa masih aman. Kendaraan berat tidak lewat situ dulu, kita koordinasi Dishub tidak lewat Jembatan Kewek," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement