Kamis 02 Oct 2025 15:47 WIB

Tidak Ada Lagi Tanda-Tanda Kehidupan, Sekitar 59 Santri Masih Hilang di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny

Tim SAR memutuskan menggunakan alat berat untuk mengevakuasi korban.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Karta Raharja Ucu
Suasana di posko pengungsian dan pertolongan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (2/10/2025).
Foto: Wulan Intandari/ Republika
Suasana di posko pengungsian dan pertolongan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (2/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Memasuki hari keempat pencarian korban di lokasi reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, tim SAR gabungan belum menemukan tanda-tanda kehidupan lagi pascaberhasil mengevakuasi 7 korban sebelumnya. Diketahui sekitar 59 orang masih dinyatakan hilang dan diduga terjebak di bawah puing-puing bangunan yang roboh akibat kegagalan konstruksi.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyampaikan jumlah tersebut berdasarkan data absensi santri dari pihak pesantren serta laporan orang hilang dari keluarga korban. Namun, mereka juga mengingatkan data bersifat dinamis dan dapat berubah jika ada korban selamat yang belum melapor.

"Data sementara yang dimutakhirkan per Rabu (1/10/2025) pukul 23.00 WIB, ada sebanyak 59 orang masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan," ujarnya, Kamis (2/10/2025).

Upaya penyelamatan masih terus dilakukan hingga tadi malam, meski hasilnya makin mengecil. Dan pada hari ini, Suharyanto mengungkapkan kabar yang menyakitkan namun harus diterima keluarga korban.

Dari hasil assemen yang diupayakan tim, tidak lagi ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan di titik-titik reruntuhan yang telah diidentifikasi. "Mohon maaf jadi memang ini menyakitkan ya tapi bagaimana lagi karena kami terus harus menyampaikan kebenarannya supaya bapak ibu sekalian paham," ujarnya.

"Walaupun ini tidak 100 persen karena ini kita sifatnya manusia, tapi dari segi ilmu pengetahuan dari segi kemampuan yang dimiliki basarnas dengan menggunakan alat semuanya. Sudah menyatakan bahwa tidak lagi ditemukan tanda-tanda kehidupan di reruntuhan itu," ucap Suharyanto menambahkan.

Berbekal koordinasi sekaligus berita acara yang sudah disepakati bersama pihak keluarga, ia menyampaikan seluruh alat berat dan personel dikerahkan secara maksimal untuk mendukung proses pencarian dan evakuasi lanjutan. Pihaknya memastikan akan menggunakan alat berat tersebut dengan penuh kehati-hatian dalam mengevakuasi korban. "Tentu tidak sembarangan, penuh kehati-hatian," ucapnya.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika DIY Jateng & Jatim (@republikajogja)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement