Rabu 08 Oct 2025 07:41 WIB

Gubernur Jatim Khofifah Angkat Topi untuk Tim DVI yang Kerja 24 Jam Identivikasi Korban Ponpes

Kecepatan tim memberikan bantuan identifikasi korban luar biasa.

Petugas memindahkan kantong jenazah korban ambruknya mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Rumah Sakit Bhayangkara H.S. Samsoeri Mertojoso, Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/10/2025). Hingga Senin (6/10) pukul 10.00 WIB, DVI Polda Jawa Timur menerima 50 kantong berisi jenazah korban serta 5 kantong berisi body part dan 10 di antaranya telah teridentifikasi serta telah diserahkan ke pihak keluarga. 
Foto: AP Photo/Trisnadi
Petugas memindahkan kantong jenazah korban ambruknya mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Rumah Sakit Bhayangkara H.S. Samsoeri Mertojoso, Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/10/2025). Hingga Senin (6/10) pukul 10.00 WIB, DVI Polda Jawa Timur menerima 50 kantong berisi jenazah korban serta 5 kantong berisi body part dan 10 di antaranya telah teridentifikasi serta telah diserahkan ke pihak keluarga. 

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi kecepatan dan profesionalisme tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim dalam mengidentifikasi korban ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo. Menurut dia, kecepatan tim antemortem memberikan bantuan pada proses identifikasi sampai kemudian ada swab untuk DNA, luar biasa.

"Jadi ini kerja tim dari DVI baik antemortem maupun postmortem luar biasa cepatnya bahkan proaktif," kata Khofifah di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya, Senin (6/10/2025) malam.

Baca Juga

Ia menjelaskan tim DVI bekerja penuh sejak Posko Post Mortem dipindahkan dari rumah sakit di Sidoarjo ke RS Bhayangkara Surabaya karena kelengkapan tim dan luas area yang memudahkan koordinasi lintas rumah sakit. "Betapa bahwa tim ini komplit profesional dan bekerja 24 jam. Hari ini kita bersyukur ada tujuh korban yang sudah teridentifikasi. Kemarin ada dua dan dua hari lalu ada tiga ya dokter. Jadi ada 12 yang sudah bisa diidentifikasi tim DVI," ujarnya.

Khofifah menambahkan proses identifikasi juga melibatkan tim pakar, termasuk tim forensik Universitas Airlangga serta dokter gigi untuk memastikan kecocokan identitas korban. "Mereka kerja 24 jam dan proses yang dilakukan dengan melibatkan tim pakar. Jadi ada tim forensik dari Airlangga juga dilibatkan di dalam proses melakukan rekonsiliasi dari proses identifikasi korban ini," katanya.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika DIY Jateng & Jatim (@republikajogja)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement