REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri terus berupaya mengidentifikasi sembilan jenazah korban yang telah dievakuasi para petugas dari reruntuhan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Belum semua jenazah berhasil dikenali.
Perwakilan Tim DVI Mabes Polri, Kompol Nafan, mengatakan sejak awal operasi, pihaknya telah mendata keluarga korban dan mengambil sampel DNA dari sembilan jenazah serta pasangan orang tua dari masing-masing korban. Proses identifikasi yang akan dilakukan, kata dia, mengikuti standar internasional DVI yang terdiri dari dua metode utama, yakni metode primer dan sekunder.
"Sesuai dengan guideline DVI bahwa identifikasi yang tidak terbantahkan dan sah secara hukum ada primer dan ada sekunder," kata Nafan saat konferensi pers, Sabtu (4/10/2025).
Metode primer itu meliputi pemeriksaan sidik jari, gigi, dan DNA. Nafan menjelaskan, jika sidik jari korban bisa dicocokkan dengan data pembanding, maka korban dapat langsung teridentifikasi. Akan tetapi, jika tidak ditemukan kecocokan pada sidik jari, pemeriksaan akan dilanjutkan melalui gigi.
Jika kedua metode tersebut masih belum memberikan hasil, maka sampel DNA menjadi pilihan berikutnya. "Pengambilan sampel DNA 9 jenazah yang sedang ada di rumah sakit RS Bhayangkara Surabaya H.S Samsoeri Mertojoso dan sampel DNA pembanding dari (seluruh) orang tua (korban), pagi ini sudah diterbangkan ke Jakarta," ungkapnya.
Lihat postingan ini di Instagram