Kamis 09 Oct 2025 16:27 WIB

Polda Jatim Pastikan akan Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny

Polda Jatim akan menelusuri penyebab ambruknya bangunan pesantren.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Karta Raharja Ucu
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast di Surabaya, saat memberikan keterangan pers Selasa (8/10/2025), malam.
Foto: Wulan Intandari/ Republika
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast di Surabaya, saat memberikan keterangan pers Selasa (8/10/2025), malam.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) memastikan akan menjalankan proses hukum terkait ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur yang terjadi pada pekan lalu. Namun proses hukum ini baru akan dilakukan setelah proses identifikasi seluruh jenazah korban rampung.

"Saya tegaskan kembali bahwa Polda Jawa Timur sejauh ini telah memberikan pernyataan, dari Bapak Kapolda sendiri, bahwa proses hukum akan kami lakukan," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast di Surabaya, Selasa (8/10/2025) malam.

Baca Juga

Proses ini menjadi bagian dari penanganan menyeluruh terhadap tragedi yang menelan puluhan korban jiwa tersebut. Jules meminta waktu pasalnya saat ini, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim masih bekerja untuk mengidentifikasi jenazah yang berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan.

"Kami mohon masyarakat dan keluarga korban bersabar. Biarkan tim DVI bekerja dengan baik agar seluruh jenazah dapat diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga," ucapnya.

photo
Tim Basarnas membacakan doa untuk korban bangunan mushalla di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/10/2025). (ANTARA FOTO/Umarul Faruq)

Ia menambahkan, proses pencarian korban di lokasi kejadian telah dinyatakan selesai oleh tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas). Meski demikian, proses identifikasi masih terus dilakukan sebagai bagian dari penanganan bencana. 

Polda Jatim juga memastikan seluruh tahapan penanganan, baik pencarian, identifikasi, hingga proses hukum, dilakukan secara profesional dan bertahap. Dukungan dari berbagai pihak pun diminta agar proses penegakan hukum dapat berjalan optimal.

Ia tak menjawab secara detail saat ditanya mengenai sejumlah barang bukti yang dibawa dari lokasi reruntuhan. Menurutnya, pengambilan sampel ini mencakup elemen-elemen seperti beton dan tulangan untuk kebutuhan evaluasi teknis.

Pihak kepolisian, kata Jules, akan mengupayakan penyelidikan yang akan segera ditingkatkan menjadi penyidikan. Namun, langkah hukum ini menunggu rampungnya identifikasi seluruh korban yang dilakukan tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim.

"Terkait evaluasi struktur bangunan, kami akan melangkah ke sana. Pengambilan sampel seperti tulangan dan beton dilakukan untuk membantu proses pemeriksaan serta pembersihan lokasi," kata Jules.

Sebelumnya, Pakar konstruksi dari ITS Surabaya, Mudji Irawan, sebelumnya menyampaikan bahwa terdapat delapan buah beton core drill dan 20 potong tulangan berbagai ukuran yang diambil dari lokasi reruntuhan oleh kepolisian. Sampel ini nantinya akan diuji kualitasnya dan digunakan untuk proses penyelidikan lebih lanjut dan dalam prosesnya, keterangan dari para ahli juga akan diminta.

Namun begitu, pihak kepolisian membuka kemungkinan bahwa pengambilan sampel tersebut tidak hanya berkaitan dengan penyidikan. Pengumpulan sampel bisa saja memiliki fungsi tambahan, yakni membantu tim SAR gabungan dalam proses pembersihan puing. 

Jules juga menjelaskan tidak hanya tim penyidik yang berada di lokasi kejadian. Pasukan Brimob turut diterjunkan guna mempercepat proses evakuasi dan pembersihan material bangunan yang tersisa.

"Teman-teman dari Brimob juga ikut membantu mengangkat puing-puing bangunan sisa material dan ada personel lain yang dilibatkan," kata dia.

Hingga Selasa malam, tim DVI telah berhasil mengidentifikasi 17 jenazah, menjadikan total 34 korban teridentifikasi dari 67 kantong jenazah yang diterima. Pencarian korban secara fisik telah selesai dilakukan oleh tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), meskipun proses identifikasi masih terus berjalan.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika DIY Jateng & Jatim (@republikajogja)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement