Selasa 11 Nov 2025 19:35 WIB

Pariwisata Spiritual Kian Diminati, Prambanan Shiva Festival Jadi Daya Tarik Baru di Yogyakarta

Candi Prambanan akan disulap jadi pusat kegiatan spiritual, meditasi, dan kebudayaan.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Para pengunjung mengikuti yoga massal dalam rangkaian Prambanan Shiva Festival, di komplek Candi Prambanan, di Desa Bokoharjo, Yogyakarta, Ahad (9/11/2025).
Foto: Wulan Intandari
Para pengunjung mengikuti yoga massal dalam rangkaian Prambanan Shiva Festival, di komplek Candi Prambanan, di Desa Bokoharjo, Yogyakarta, Ahad (9/11/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gelaran Prambanan Shiva Festival 2026 diyakini bakal menjadi magnet baru pariwisata Indonesia, khususnya bagi wisatawan spiritual dari dalam maupun luar negeri untuk berkunjung ke Candi Prambanan. Festival yang mengusung tema The Month of Shiva for Spiritual, Peace, and Harmony ini menjadi terobosan pengelola Candi Prambanan dalam menghadirkan pariwisata yang tak hanya menonjolkan keindahan budaya dan sejarah, tetapi juga menawarkan pengalaman batin yang mendalam.

Ketua Tim Kerja Candi Prambanan, I Nyoman Ariawan, mengatakan selama sebulan penuh, mulai 17 Januari hingga 15 Februari 2026, kawasan Candi Prambanan akan disulap menjadi pusat kegiatan spiritual, meditasi, dan kebudayaan. Program ini menjadi ajang bertemunya para pencari ketenangan, peziarah spiritual, dan wisatawan yang ingin merasakan harmoni antara manusia, alam, dan semesta di salah satu kompleks candi terbesar di Asia Tenggara itu.

Ia menyampaikan gambaran besar festival ini merupakan bentuk persembahan suci untuk Dewa Siwa, simbol kesadaran tertinggi dan keseimbangan kosmis. Nyoman meyakini energi spiritual Prambanan dapat membangkitkan kesadaran damai bagi siapa pun yang datang, lintas agama dan latar belakang.

"Prambanan Shiva Festival bukan sekadar kegiatan religius, tetapi perjalanan spiritual yang membangunkan sisi terdalam manusia. Kami ingin menjadikan Prambanan ruang perjumpaan antara spiritualitas, budaya, dan kesadaran kemanusiaan," ujarnya, Ahad (9/11/2025).

Menurut Nyoman, rangkaian festival akan diisi dengan berbagai kegiatan yang mampu menarik minat wisatawan, seperti Shivaratri, Shiva Temple Run, Spiritual Tour, Pameran Lukisan Spiritual, Parade Budaya Nusantara, hingga Malam Mahasivaratri, malam suci pemujaan kepada Dewa Siwa yang dipusatkan di pelataran candi. Tak hanya itu, wisatawan juga dapat berpartisipasi dalam yoga massal, meditasi bersama, seminar budaya, dan pementasan seni spiritual.

"Festival ini jadi tidak hanya ritual di dalamnya tetapi dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan untuk mengenerate kepariwisataan dan juga ekonomi, sehingga kegiatan ini bermanfaat tidak saja bagi umat Hindu tetapi juga bagi masyarakat di sekitar," ucap dia.

Potensi tersebut juga diakui oleh Asisten Deputi Event Nasional Kementerian Pariwisata RI, Ni Komang Ayu Astiti. Menurutnya, Prambanan Shiva Festival menjadi momentum penting untuk menguatkan posisi Indonesia sebagai destinasi wisata budaya dan spiritual dunia.

Ia menyebut, segmen wisata spiritual tengah menjadi tren global. Banyak wisatawan mancanegara kini mencari pengalaman perjalanan yang memberi ketenangan dan nilai batin, bukan hanya hiburan semata. Dengan karakteristik Candi Prambanan yang sarat nilai filosofis dan sejarah peradaban Hindu, festival ini dinilai mampu menjadi daya tarik baru bagi pasar tersebut.

"Event seperti ini menjadi momentum untuk menampilkan potensi budaya sekaligus spiritualitas Indonesia. Prambanan Shiva Festival dapat memperkuat posisi Prambanan sebagai ikon wisata budaya yang hidup dan relevan dengan zaman," ucap Komang.

Dari sisi keagamaan, Sekretaris Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat, I Ketut Budiasa, menilai festival ini mengandung pesan universal yang bisa diterima lintas keyakinan.

"Prambanan bukan hanya tumpukan batu, tetapi sesuatu yang bersifat spiritual. Semoga energi itu tidak hanya berhenti di Prambanan, tapi masuk ke hati kita masing-masing, sehingga Prambanan memberikan vibrasi positif bagi seluruh anak bangsa," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Urusan Agama Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, I Gusti Made Sunartha, menyebut festival ini sejalan dengan semangat moderasi beragama. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini menunjukkan wajah spiritualitas Hindu yang inklusif dan terbuka, sekaligus memperkuat harmoni sosial di tengah keberagaman Indonesia.

"Kegiatan ini merupakan salah satu wujud bagaimana program presiden terkait harmonisasi atau moderasi beragama bisa diwujudkan diimplementasikan, sekaligus pelestarian lingkungan dan kehidupan yang harmoni," kata dia.

Dukungan juga datang dari sektor industri pariwisata. Direktur Komersial InJourney Destination Management (IDM), Gistang Richard Panutur, menilai Prambanan Shiva Festival mampu menghadirkan model ekonomi pariwisata baru yang berpijak pada nilai spiritual dan budaya. Dengan dukungan pemerintah, komunitas, dan masyarakat lokal, Prambanan Shiva Festival diharapkan tak hanya memperkaya kalender wisata nasional, tetapi juga membawa angin baru bagi pariwisata spiritual Indonesia.

"Kami ingin mengembangkan pariwisata yang berkarakter, yang tidak hanya berorientasi pada hiburan, tetapi memberikan pengalaman spiritual yang bermakna bagi wisatawan. Melalui Prambanan Shiva Festival, kita membangun model pariwisata yang berkelanjutan yang menyatu dengan lingkungan, budaya, dan nilai-nilai spiritual masyarakat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement