REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Fakultas Ekonomi dan Sosial Universitas Amikom Yogyakarta menggelar webinar nasional bertajuk "Covid-19 dan Deglobalisasi Ilmu Pengetahuan Harus Apa". Agenda diadakan bekerja sama dan Pusat Penelitian Kewilayahan (P2W) LIPI.
Kegiatan ini sendiri menghadirkan empat pembicara lintas bidang. Mulai Cahyo Pamungkas dan Dr Amin Mudzakir dari P2W LIPI, serta Mohamad Zuhdan dan Aditya Maulana Hasymi yang merupakan dosen-dosen FES Universitas Amikom Yogyakarta.
Dalam sambutannya, Rektor Amikom, Prof Suyanto mengatakan, sejauh ini Amikom telah melakukan riset-riset kolaboratif teknologi dan kewirausahaan. Tujuannya, mengembangkan dan memperkuat industri kreatif Indonesia seperti film animasi.
"Universitas Amikom Yogyakarta juga sedang berjuang mewujudkan World Class University 4.0 dengan menjalin kerja sama perusahaan dunia seperti Hollywood dan perusahaan yang menghuni Silicon Valley di AS," kata Panut, Sabtu (13/3).
Dalam paparannya, Prof Cahyo menyajikan kontribusi ilmu sosial terhadap masalah kebangsaan dan agenda riset sosial yang perlu dikembangkan. Seperti pembangunan berkelanjutan, inklusivisme, daya saing bangsa, industri kreatif, dan animasi.
Ia menilai, pengembangan kajian tata kelola pemerintahan, penguatan jejaring ilmu pengetahuan, infrastruktur dan SDM perlu mendapat perhatian. Strategi pengembangan ilmu pengetahuan seharusnya lebih reflektif, kritis, dan inovatif.
"Dengan melibatkan peneliti, akademisi dan pemangku kebijakan untuk memetakan agenda riset secara kolektif," ujar Cahyo.
Dr Amin Mudzakkir memberi penekanan kalau ilmu pengetahuan yang memprioritaskan nilai-nilai universal dan solidaritas internasional perlu untuk mengatasi Covid-19. Semua hasil temuan diharap mampu membuka cakrawala pengetahuan bangsa-bangsa.
"Deglobalisasi masalah besar yang menjadi tantangan dalam hubungan antarbangsa dan mematikan pengembangan nilai-nilai universal dan solidaritas internasional ," kata Amin.
Secara umum, gagasan utama yang disajikan pembicara menekankan kolaborasi riset berbagai sektor dalam negara dan dalam konteks jaringan internasional merupakan kunci menghadapi permasalahan dunia yang semakin kompleks. Termasuk, Covid-19.