REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) belum menggelar kuliah tatap muka dalam waktu dekat. Pasalnya belum seluruh dosen memperoleh vaksin Covid-19. "Dosen yang sudah divaksin baru dosen kesehatan, salah satunya kedokteran. Syarat tatap muka kan dosen harus sudah divaksin," kata Rektor UMS Sofyan Anif di Solo, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (3/4).
Dia mengatakan, total jumlah dosen UMS yang sudah diajukan agar memperoleh suntikan vaksin mencapai lebih 1.000 orang. "Pertama kami mengajukan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukoharjo, tetapi sampai saat ini belum ada respon. Kemungkinan memang belum waktunya, karena itu kan tahapan. Kemungkinan yang kedua adalah kehabisan vaksin," kata Anif.
Terkait hal tersebut, Anif mengajukan kembali surat permohonan vaksin kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng. Dia berharap segera ada respon agar kuliah tatap muka segera dilaksanakan. Anif menambahkan, pada tahap awal kuliah luring nantinya juga dibatasi untuk sejumlah mata kuliah yang bersifat keetrampilan.
"Misalnya praktikum, nanti akan ditinjau kembali. Sistemnya dengan digilir karena itu kan kapasitas di setiap praktikumnya harus dibatasi, maksimum 15 orang. Kalau dalam kondisi normal biasanya kapasitasnya mencapai 30 orang," kata Anif.
Dia mengatakan, untuk kuliah langsung pada praktikum tersebut akan dilakukan mulai akhir semester atau pada Mei 2021. "Sedangkan untuk kuliah tatap muka secara keseluruhan insyaallah baru akan dilakukan di semester berikutnya," ujar Anif.