REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemkab Sleman, DIY, kembali menggelar gladi lapang penanganan bencana di Kalurahan Sumbersari, Kapanewon Moyudan. Pelaksanaan gladi lapang ini sekaligus untuk dikukuhkan sebagai Desa Tangguh Bencana (Destana).
Kepala Pelaksanan BPBD Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto mengatakan, Sumbersari merupakan Destana ke-65 yang dibentuk di Sleman. Simulasi bencana sebagai salah satu usaha dalam rangka menanggulangi potensi bencana yang dimiliki Sleman.
"Kegiatan ini untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengurangan risiko bencana. Tanpa peran aktif masyarakat akan sulit pemerintah melakukan mitigasi bencana di wilayah Sleman," kata Joko, Jumat (28/5).
Sebanyak 100 orang dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Adapun peserta gladi lapang terdiri dari berbagai unsur. Mulai pemerintah, masyarakat, swasta, perguruan tinggi, LSM, organisasi masyarakat, dan kelompok-kelompok lainnya.
Bupati Sleman, Kustini Purnomo menilai, pelaksanaan gladi lapang penanggulangan bencana ini juga sebagai langkah dalam rangka menyamakan persepsi. Kemudian, sekaligus mematangkan koordinasi tiap instansi terkait penanganan bencana.
"Dalam menyikapi kejadian bencana, saat ini kita tidak lagi bersikap responsif, namun sudah menuju preventif yaitu pengelolaan risiko bencana," ujar Kustini.
Menurut Kustini, dampak lebih besar dalam peristiwa bencana terjadi di antaranya karena kurangnya pengetahuan langkah-langkah yang harus dilakukan. Karenanya, ia mengingatkan, masyarakat harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tepat.
"Dengan harapan kesiapsiagaan dapat bermanfaat dalam menentukan langkah-langkah yang tepat mengantisipasi dan meminimalisir jatuhnya korban jiwa," katanya.