REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan, Jawa Timur membuka kembali layanan medis tiga Puskesmas, yakni Puskesmas Arosbaya, Klampis dan Geger, yang sempat ditutup akibat lonjakan kasus Covid-19 di wilayah itu.
"Alhamdulillah per hari ini sudah buka kembali dan sudah bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat," kata Kepala Dinkes Bangkalan Sudiyo, Kamis (10/6).
Ia menjelaskan, ketiga puskesmas itu bisa dibuka kembali, berkat adanya bantuan tenaga medis dari Dokkes Polda Jatim, Kesdam Brawijaya dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jatim. Sudiyo menuturkan, sebelumnya, Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imron memang mengusulkan kepada Pemprov Jatim saat menggelar rapat koordinasi terbatas dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, agar Pemprov Jatim bisa membantu mengirimkan tenaga medis ke Kabupaten Bangkalan.
Permintaan itu, karena puluhan tenaga kesehatan di Kecamatan Arosbaya terpapar Covid-19, dan kasus itu merembet ke kecamatan lain, yakni Kecamatan Klampis, hingga Kecamatan Geger.
"Atas permintaan itu, dan demi kelancaran pelayanan kesehatan, maka Pemprov Jatim akhirnya bersedia mengirim tenaga medis ke Bangkalan, sehingga ketiga puskesmas yang sebelumnya ditutup, kini bisa dibuka kembali," kata Sudiyo.
Selain dari Pemprov Jatim, Dokkes Polda Jatim dan Kesdam Brawijaya, bantuan tenaga medis juga dikirim oleh Kementerian Kesehatan RI, termasuk 30 alat ventilator.
Lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan terjadi usai libur Lebaran 1442 Hijriah, akibat banyak warga yang melakukan aktivitas tanpa memperhatikan protokol kesehatan. Menurut laporan Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imron dalam rapat koordinasi dengan Menteri Kesehatan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, total jumlah kasus baru Covid-19 di Kabupaten Bangkalan hingga 7 Juni 2021 mencapai 322 orang.
Sementara total jumlah kasus yang terdata Satgas Covid-19 sejak pandemi berlangsung sebanyak 1.899 orang, dengan perincian, 1.521 orang sembuh, 188 orang meninggal dunia, dengan jumlah kasus aktif hingga 8 Juni 2021 sebanyak 190 orang, dan tercatat sebagai kabupaten dengan kasus aktif terbanyak di Jawa Timur saat ini.