REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta mengadakan pelatihan sebagai program pengabdian masyarakat dengan materi "Membangun Branding Desa Wisata" di wilayah Dusun Blotan, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Sabtu (10/7) lalu. Program pelatihan ini dilaksanakan dengan cara daring yang diikuti oleh sejumlah pengurus dan warga dari Desa Wisata Ledhok Blotan.
"Mengingat peraturan dari pemerintah atas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) demi memutus penyebaran rantai Covid-19 maka pelatihan tersebut diaksanakan dengan cara daring," ujar salah seorang mahasiswa Amikom yang terlibat dalam program tersebut, Yusuf Muhaimin Kristanto, dalam siaran persnya, Kamis (15/7).
Adapun materi yang disampaikan berupa cara membuat branding desa wisata yang berbeda dari desa wisata yang lain, strategi branding, dan tips konten media sosial yang menarik. Salah satu dosen Ilmu Komunikasi Universitas Amikom yakni Monika Pretty Aprilia mengisi materi cara membuat branding desa wisata yang berbeda.
Sedangkan dua mahasiswa Universitas Amikom yakni Farah Nadya Syarifah dan Arselly Dwi Cahyani, yang terlibat dalam anggota kelompok program proyek komunikasi tersebut, masing-masing membawakan materi mengenai strategi branding dan tips konten media sosial yang menarik.
Ledhok Blotan pada mulanya merupakan desa yang dipandang sebagai desa kumuh yang terletak di samping sungai dan bantaran semak-semak belukar. Karena masyarakat Ledhok Blotan tidak nyaman dengan imej seperti itu, perlahan tingkat kesadaran warga akan kebersihan meningkat. Masyarakat Ledhok Blotan pun mengadakan kerja bakti untuk membersihkan semak-semak belukar yang terletak di pinggir sungai Ledhok Blotan.
Mengingat aliran sungai dari Ledhok Blotan jernih dan suasananya juga asri, para warga berinisiatif untuk menjadikan Ledhok Blotan sebagai tempat wisata. Dengan semangat gotong royong dari warga, maka terbentuklah sebuah Desa Wisata Ledhok Blotan. Dengan kekuatan semangat gotong royong dari warga pula, Ledhok Blotan dikelola dengan tenaga swadaya dari warganya hingga berjalan selama kurang lebih tiga tahun ini.
"Selama berdirinya desa wisata tersebut, penghasilan yang diperoleh dari pengunjung dikumpulkan untuk memperbaiki dan melengkapi kekurangan fasilitas dari wisata," kata Yusuf.
Dengan konsep wisata keluarga alam, Ledhok Blotan menyediakan beberapa tempat atau spot untuk berkumpul seperti pendopo dan gazebo. Dibandingkan desa wisata yang lain, Ledhok Blotan dikelola langsung oleh warganya dengan tenaga swadaya.
"Namun sangat disayangkan Desa Wisata Ledhok Blotan belum banyak dikenal masyarakat, baik di wilayah kota maupun luar kota. Hal itu dikarenakan kurangnya pemasaran dalam mengenalkan Desa Wisata Ledhok Blotan tersebut. Pengelola Ledhok Blotan masih berupa swadaya dari warga sehingga belum mampu mengembangkan secara maksimal," kata Yusuf.
Oleh sebab itulah, dosen dan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom yang tergabung dalam pengabdian masyarakat memberikan pelatihan "Membangun Branding Desa Wisata" memilih Desa Wisata Ledhok Blotan sebagai objek pelatihan. Hal itu dikarenakan para mahasiswa meyakini bahwa Desa Wisata Ledhok Blotan merupakan solusi wisata alam keluarga asri yang banyak dicari selama ini.
"Dengan adanya pelatihan tersebut, diharapkan masyarakat Ledhok Blotan mampu mengelola desa wisata menggunakan media sosialnya untuk melakukan branding agar diketahui banyak masyarakat di luar sana. Nantinya diharapkan banyak wisatawan yang tertarik lalu mengunjungi Desa Wisata Ledhok Blotan," kata Yusuf mengakhiri.