REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengklaim bahwa penerapan PPKM darurat hingga PPKM level 4 memberikan dampak positif terhadap penurunan kasus Covid-19. Pemerintah kembali memperpanjang PPKM level 4 sejak 3-9 Agustus 2021.
"Kalau trennya, kami melihat hasil dari PPKM ada tren menurun. Pertumbuhan kasus baru menurun, kasus meninggal dunia juga menurun," kata Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, Selasa (3/8).
Haryadi menyebut, kasus harian terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Yogyakarta sempat menyentuh angka 558 kasus pada 8 Juli 2021 lalu. Di akhir Juli, kasus turun menjadi sekitar 200 kasus per hari dan terus turun hingga 82 kasus pada 2 Agustus.
"Sedangkan pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia dalam sehari pernah mencapai 37 pada 27 Juli dan menurun hingga di bawah 10 kasus per hari selama beberapa hari ini," ujarnya.
Walaupun begitu, PPKM dinilai masih diperlukan untuk menekan penyebaran Covid-19. Sebab, kata Haryadi, belum semua masyarakat yang disiplin akan protokol kesehatan dan pembatasan-pembatasan selama PPKM diterapkan.
"Masyarakat kita masih belum bisa menjaga pembatasan-pembatasan yang ada, misalnya menjaga jarak. Maka ini harus terus dilakukan edukasi dan biasakan agar menjadi kebiasaan," jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani mengatakan, puncak kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta terjadi pada 4-10 Juli. Setelah 10 Juli, katanya, kasus positif mulai turun.
Meskipun begitu, Emma menyebut, penambahan kasus positif baru per harinya fluktuatif. Hal ini disebabkan karena data harus melalui proses verifikasi, sehingga ada data yang menumpuk.
Namun, untuk kasus yang meninggal dunia baru turun pekan terakhir Juli. "Dengan ditemukan banyak kasus itu ada baiknya karena dapat langsung dirawat dan menjalani isolasi," kata Emma.
Terkait dengan keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 yang ada di Kota Yogyakarta, Emma menuturkan, untuk BOR ICU sudah mencapai 95 persen. Total bed ICU sendiri sebesar 43 bed dan sudah terpakai 41 bed.
"Untuk tempat tidur pasien non ICU sudah turun menjadi 76,2 persen yakni dari 308 tempat tidur terpakai sekitar 236 tempat tidur," ujarnya.