REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dalam kurun waktu kurang dari satu pekan dua kasus pembunuhan terjadi di Kabupaten Sleman. Di tengah pembatasan mobilitas masyarakat untuk berinteraksi, dua kasus pembunuhan itu terjadi di Kapanewon Ngemplak dan Kapanewon Kalasan.
Untuk kasus di Ngemplak, menimpa seorang perempuan berinisial DLP (21) ditemukan terkubur di Padukuhan Ngemplak Asem pada Sabtu (24/7). Saat ditemukan, perempuan asal Klaten itu hampir tanpa busana dengan luka di kepala akibat benda tumpul.
Selang empat hari, pada Rabu (28/7), seorang remaja berinisial YP (16) ditemukan meninggal oleh ibunya dengan luka di kepala dan perut. Kondisi korban yang masih duduk di bangku SMP itu mengenaskan dengan luka akibat sayatan benda tajam.
Terhadap dua peristiwa naas tersebut, Bupati Sleman, Kustini Purnomo, mengaku prihatin dan berbelasungkawa untuk kedua keluarga korban. Kustini juga secara tegas mengecam tindakan tersebut dan meminta kepolisian bergerak cepat mengusut.
"Ini jelas-jelas merupakan sebuah tindakan yang sangat tidak terpuji dan sangat terkutuk. Saya sangat mengecam keras tindakan tersebut. Saya meminta kepolisian untuk bergerak cepat mengusut tuntas kasus ini," kata Kustini, Rabu (4/8).
Dua kasus itu tidak diketahui masyarakat sekitar. Hal ini tentu jadi perhatian serius mengingat selama pandemi Covid-19 pengetatan, pengawasan dan patroli telah dilakukan dari padukuhan hingga kabupaten meminimalisir mobilitas masyarakat.
Untuk itu, walaupun pandemi, Kustini meminta masyarakat agar lebih meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian terhadap keamanan lingkungan sekitar masing-masing. Jangan sampai akibat fokus penanganan Covid-19, kriminalitas di Sleman jadi naik.
"Terutama, anak-anak harus selalu mendapat pengawasan ketat dari orang tua agar terhindar dari tindak kejahatan. Apalagi, pembelajaran masih menerapkan sistem belajar daring dari rumah," ujar Kustini.
Kustini juga mengaku telah meminta Dinas P3AP2KB Sleman untuk datangi keluarga korban YP, memberikan pendampingan dan dukungan kepada keluarga korban. Sebab, ia berpendapat, dalam kondisi seperti ini keluarga korban pasti sangat terpukul.
"Sehingga, kita akan minta dinas terkait untuk memberikan pendampingan dan saya berharap pelaku segera ditemukan dan diproses hukum seberat-beratnya," kata Kustini.