REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Anggaran untuk program pemberian bantuan makanan bagi warga Kota Yogyakarta yang menjalani isolasi mandiri karena terserang Covid-19 ditambah menjadi Rp 3 miliar.
"Kebutuhan anggaran memang cukup besar, apalagi dengan adanya peningkatan kasus pada Juli. Tentunya, langkah yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan adalah melakukan realokasi anggaran," kata Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Maryustion Tonang di Yogyakarta.
Menurut dia, Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Yogyakarta sudah tiga kali melakukan realokasi anggaran guna memenuhi kebutuhan dana untuk memberikan bantuan makanan kepada pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri.
Ia menjelaskan bahwa peningkatan kebutuhan dana untuk penyediaan bantuan makanan bagi warga yang menjalani isolasi mandiri meningkat pada Juli 2021, saat kasus penularan covid di Kota Yogyakarta mengalami peningkatan signifikan dan jumlah pasien yang menjalani isolasi mandiri bertambah banyak.
"Sehari ada 100 sampai 150 surat dari kelurahan yang berisi permohonan pengajuan bantuan makanan bagi pasien isolasi mandiri. Di tiap surat biasanya berisikan permohonan untuk tiga hingga lima orang," katanya.
Petugas Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Yogyakarta pun sempat kewalahan memproses pengajuan permohonan bantuan tersebut. “Petugas sudah kami tambah untuk melakan verifikasi terhadap permohonan yang masuk,” ujarnya.
Ia menegaskan penyaluran bantuan dilakukan berdasarkan data yang sudah diverifikasi. Setelah permohonan bantuan diverifikasi, aparat kelurahan dapat menindaklanjutinya dengan meminta kelompok penyedia jasa kuliner yang tergabung dalam program Gandeng Gendong Pemerintah Kota Yogyakarta menyiapkan bantuan makanan bagi warga yang menjalani isolasi mandiri.
Dalam hal ini, pemerintah kota memberikan bantuan makanan siap saji senilai Rp 19 ribu untuk sekali makan kepada penderita Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri. Maryustion mengatakan dalam sehari bantuan makanan bisa diberikan kepada 400 hingga 450 warga yang menjalani isolasi mandiri.
Semula pemerintah kota memberikan bantuan makanan tiga kali sehari kepada pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri, namun kemudian memangkasnya menjadi dua kali sehari, pada pagi dan sore hari saja. "Saat ini, permohonan bantuan sudah mulai melandai sehingga proses verifikasi pun bisa dilakukan lebih lancar," kata Maryustion.
Pemberian bantuan pun semakin lancar karena memang kasusnya mulai turun. Begitu juga pembayaran untuk kelompok Gandeng Gendong yang menyediakan makanan juga sudah lancar," ujarnya menambahkan.
Ia menjelaskan pula pemenuhan kebutuhan makanan untuk pasien yang menjalani karantina di fasilitas isolasi terpusat di Shelter Tegalrejo dan Shelter Gemawang langsung ditangani oleh dapur umum yang dikelola Tagana Kota Yogyakarta.
Dapur umum yang mampu menyiapkan 150 porsi makanan setiap kali memasak itu menyediakan makanan tiga kali dalam sehari bagi penderita covid yang menjalani karantina.
"Manajemen anggarannya berbeda. Harapannya, dana yang ada masih cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut," kata dia.
Pada awal Agustus, Shelter Gemawang yang mampu menampung 30 pasien tercatat menangani 12 pasien dan Shelter Tegalrejo yang bisa menampung 84 pasien tercatat merawat 51 pasien.
"Data di selter sangat dinamis karena setiap hari ada saja pasien yang masuk atau keluar karena sudah selesai isolasi," jelasnya