Sabtu 14 Aug 2021 10:30 WIB

Luhut Minta Daerah tak Tutupi Angka Kasus Covid-19

Masalah Covid-19 itu tanggung jawab bersama, baik di pusat maupun daerah.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan (kiri) bersama Gubernur DIY Sri Sultan HBX memberikan keterangan pers usai meninjau vaksinasi Covid-19 massal di Ambarukmo Plaza, Yogyakarta, Jumat (6/8). Selama dua hari 1.000 warga menjadi target vaksinasi. Yogyakarta menjadi salah satu wilayah yang mempercepat proses vaksinasi. Dengan target setiap hari sebanyak 6.000 penyuntikan vaksin.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan (kiri) bersama Gubernur DIY Sri Sultan HBX memberikan keterangan pers usai meninjau vaksinasi Covid-19 massal di Ambarukmo Plaza, Yogyakarta, Jumat (6/8). Selama dua hari 1.000 warga menjadi target vaksinasi. Yogyakarta menjadi salah satu wilayah yang mempercepat proses vaksinasi. Dengan target setiap hari sebanyak 6.000 penyuntikan vaksin.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI, Luhut Binsar Pandjaitan meminta daerah tidak menutupi angka kasus Covid-19 yang sebenarnya. Daerah lebih baik terbuka terkait data tersebut secara keseluruhan.

Menurut Luhut, masalah Covid-19 itu tanggung jawab bersama, baik di pusat maupun daerah. "Nggak ada yang salah. Yang salah kalau kita tutupi. Kalau kita buka kalau kita tarik patuh dengan protokol itu pasti turun," kata Luhut saat meninjau sejumlah tempat penanganan Covid-19 di Malang Raya, Jumat (13/8).

Sebelumnya, Luhut bersama Menkes RI, Gubernur dan Forkopimda Jatim meninjau beberapa lokasi penanganan Covid-19 di Malang Raya. Salah satu tempat yang dikunjungi antara lain gedung Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) di Kota Malang. Bangunan ini termasuk salah satu tempat Isolasi Terpusat (Isoter) pasien Covid-19.

Layanan Isoter BPSDM Kota Malang memiliki kapasitas 95 tempat tidur isolasi. Terhitung pada 13 Agustus 2021, fasilitas ini sudah terisi 84 pasien bergejala sedang dan ringan. Hal ini berarti layanan tersebut masih tersisa 11 tempat tidur hingga sekarang.

Pada kunjungan ini, Luhut mendorong agar penanganan Covid-19 bisa selalu terbuka. Meskipun angka Covid-19 tinggi, dia meyakini semuanya akan sembuh dan jumlah kasus mengalami penurunan. Sebab itu, dia berharap daerah tidak perlu khawatir apabila angka kasus tinggi. 

Menurut Luhut, pemerintah daerah tidak perlu malu apabila jumlah kasus terus tinggi. Problem ini bukan aib karena dia meyakini akan bisa diatasi. Semuanya bisa dilakukan selagi masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan.

Berdasarkan masalah tersebut, Luhut pun menekankan, langkah isoter sangat penting dilakukan di daerah. Jika ada masyarakat yang terpapar Covid-19, maka diharapakan bisa segera dibawa ke isoter. "Di sini ada dokternya, ada makannya, ada obatnya, pengecekannya, ada semua dan tidak menularkan ke keluarga kita," ungkapnya.

Penekanan yang diuraikan Luhut tidak lepas dari keberadaan varian delta. Varian ini dinilai sangat berbahaya karena bisa menyerang pernapasan. Jika saturasi oksigen seseorang sudah mendekati angka 80, maka akan sulit ditolong nantinya.

"Kalau di rumah obatnya belum tentu ada, dokter enggak ada, Nakes ndak ada, ngurus saturasi oksigen tidak ada, oksigen sendiri kalau diperlukan tidak ada. Di sini semua ada," ucap dia.

Pada kesempatan sama, Menkes RI Budi Gunadi Sadikin berharap masyarakat tidak takut untuk melakukan tes usap (swab). Jika mengikuti tes ini, maka kesehatan pribadi dan keluarga dapat terlindungi. Langkah ini setidaknya bisa membantu mempercepat penyembuhan pasien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement