REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kota Yogyakarta memasukkan pelajar sebagai target prioritas sasaran vaksinasi Covid-19 yang nantinya menjadi salah satu syarat untuk mulai melangkah melakukan persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka.
“Target kami adalah sekitar 70 persen pelajar sudah divaksinasi pada September,” kata Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti di Yogyakarta, Selasa (24/8).
Namun demikian, capaian vaksinasi untuk pelajar di Kota Yogyakarta dinilai masih rendah yaitu baru sekitar 20 persen dari total pelajar SMP dan SMA atau sederajat di kota tersebut atau sebanyak 10.472 pelajar.
“Makanya, masih perlu dikejar 50 persen lagi. Butuh kerja sama dengan banyak pihak mulai dari Polresta dan Kodim. Harus dikeroyok bareng-bareng supaya bisa dipercepat,” ujarnya.
Salah satu upaya untuk mempercepat sasaran vaksinasi adalah melakukan vaksinasi massal seperti yang digelar di PDAM Tirtamarta Yogyakarta pada Selasa ini dengan sasaran sekitar 1.200 pelajar.
“Nantinya kami juga akan melakukan banyak vaksinasi massal lain. Bahkan, ada rencana untuk melakukan vaksinasi dengan sasaran 30 ribu pelajar di DIY. Rencana ini masih dimatangkan,” katanya yang memastikan stok vaksin untuk pelajar dalam jumlah cukup.
Selain itu, dibutuhkan sinkronisasi data pelajar yang sudah divaksinasi karena dimungkinkan ada pelajar yang bersekolah di Kota Yogyakarta, namun sudah melakukan vaksinasi di daerah lain.
“Bisa saja karena mereka berdomisili di kabupaten lain sehingga sudah ikut program vaksin di daerah tempat tinggalnya. Perlu didata lagi,” jelas dia.
Jika sekitar 70 persen pelajar di Yogyakarta sudah divaksinasi, maka Haryadi berharap kegiatan belajar mengajar di sekolah sudah bisa dilakukan mulai Oktober secara terbatas.
“Secara teknis, kami sudah siap untuk melakukan pembelajaran tatap muka karena sudah ada aturan protokol kesehatan yang disusun,” katanya.
Beberapa aturan yang diterapkan di antaranya kapasitas sekolah yang akan dikurangi hingga 50 persen sehingga siswa akan masuk bergiliran berselang hari.
“Pembelajaran memang bisa dilakukan secara daring tetapi ada pula banyak masukan yang menyatakan bahwa pembelajaran tatap muka tetap dibutuhkan untuk kebutuhan sosialisasi,” kata Haryadi.
Sementara itu, salah satu pelajar yang menjadi peserta vaksinasi, Firayuaisha mengatakan, sudah sangat ingin mengikuti vaksinasi namun sulit mencari fasilitas pelayanan vaksinasi untuk anak dengan alasan stok vaksin kosong.
“Kemudian ada undangan dari sekolah untuk vaksinasi massal. Makanya langsung mendaftar,” ujar siswi kelas 9 MTs 1 Yogyakarta itu.
Menurut dia, vaksinasi akan menjadikan tubuhnya lebih kebal terhadap covid sehingga akan lebih aman jika suatu saat sudah diperbolehkan dilakukan sekolah tatap muka. "Sudah ingin kembali ke sekolah untuk belajar bersama teman. Belajar via daring (online) memang bisa tetapi kadang ada materi yang tidak dipahami," katanya.