REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Penambahan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Yogyakarta terus menunjukkan penurunan. Walaupun begitu, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya menyebut, tetap memaksimalkan isolasi terpusat (isoter) bagi warga yang terpapar Covid-19.
Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, penempatan warga yang terpapar di isoter ini dilakukan untuk menekan semakin tumbuhnya kasus Covid-19. Setidaknya, ada dua isoter di Kota Yogyakarta yakni Shelter Tegalrejo dan Shelter Gemawang.
"Harapan kami memang tidak ada lagi peningkatan kasus dan kasus kematian juga bisa berkurang. Karena itu, mau tidak mau fokus menekan pada tumbuhnya kasus," kata Heroe di kompleks Balai Kota Yogyakarta, Jumat (10/9).
Heroe menyebut, tiap ditemukannya kasus positif di Kota Yogyakarta selalu diarahkan untuk isolasi di isoter. Meskipun begitu, ada beberapa masyarakat yang memilih isolasi secara mandiri.
Isolasi mandiri, katanya, hanya dapat dilakukan jika kondisi rumah memungkinkan untuk menjalani isolasi. Jika ada warga yang isolasi mandiri, maka risikonya wilayah RT yang bersangkutan harus disekat.
"Kami memang sudah meminta kalau ada warga yang positif Covid-19 segera dibawa ke shelter. Tapi kalau memang tidak bisa, maka RT di wilayah harus disekat, rumah diisolasi dan segala macam," ujar Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta tersebut.
Pada 10 September 2021 ini, Satgas Penanganan Covid-19 DIY penambahan kasus baru positif Covid-19 sebanyak 212 kasus baru di DIY. Sehingga, total kasus positif menjadi 152.722 kasus.
Sebanyak 212 kasus baru tersebut terdiri dari 70 warga Kabupaten Bantul, 58 warga Kabupaten Sleman, 47 warga Kabupaten Kulonprogo, 22 warga Kota Yogyakarta, dan 15 warga Kabupaten Gunungkidul.
Selain itu, juga dilaporkan tambahan 659 kasus sembuh. 659 kasus sembuh ini merupakan 256 warga Sleman, 206 warga Bantul, 88 warga Kulonprogo, 60 warga Gunungkidul, dan 49 warga Kota Yogyakarta. Secara kumulatif, total kesembuhan di DIY sudah mencapai 141.510 kasus dengan persentase sebesar 92,66 persen.
Sementara itu, kematian juga bertambah 13 kasus yang terdiri dari enam warga Sleman, lima warga Gunungkidul dan dua warga Bantul. Namun, di Kota Yogyakarta dan Kulonprogo dilaporkan nihil tambahan kasus meninggal dunia.
"Persentase kematian di DIY sudah di angka 3,30 persen," kata Kepala Bagian Biro Umum Humas dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji, Jumat (10/9).