Selasa 23 Sep 2025 13:12 WIB

Pemkot Yogyakarta Resmikan TRC Mas JOS, Solusi Sampah Besar Warga

TRC Mas JOS merupakan simbol kehadiran pemerintah sampai di tingkat keluarga.

Rep: Dian Astri Nataliya/ Red: Fernan Rahadi
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, memberikan keterangan usai peluncuran Tim Reaksi Cepat (TRC) Mas JOS di Balai Kota Yogyakarta, Senin (22/9/2025).
Foto: Dian Astri Nataliya
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, memberikan keterangan usai peluncuran Tim Reaksi Cepat (TRC) Mas JOS di Balai Kota Yogyakarta, Senin (22/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kebersihan masih menjadi masalah utama di Kota Yogyakarta. Mengatasi masalah ini, Pemkot Yogyakarta meluncurkan Tim Reaksi Cepat (TRC) Mas JOS, sebuah layanan baru yang berfokus pada sampah rumah tangga khusus seperti bantal, guling, kasur, dan sisa pohon. Peluncuran ini digelar pada, Senin (22/9/2025) di Ruang Yudistira, Balai Kota Yogyakarta, dan dihadiri langsung oleh Wali Kota dan staf Dinas Lingkungan Hidup.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Rajwan Taufiq, menyatakan bahwa TRC Mas JOS adalah implementasi nyata dari program Mas JOS, atau Masyarakat Jogja Olah Sampah. Ia mengatakan, bahwa meskipun program telah mendorong pemilahan sampah, masih ada kendala besar, terutama untuk sampah yang sulit diangkut.

“Tidak sedikit kasur, bantal, atau guling yang masih dibuang di sungai karena warga tidak tahu harus dikemanakan. Padahal jenis sampah ini sulit didaur ulang dan butuh penanganan khusus. TRC Mas JOS hadir sebagai layanan sigap, responsif, dan solutif untuk mengatasi masalah ini," katanya.

Rajwan menambahkan bahwa tim ini juga siap bergerak jika masyarakat mengadukan penebangan atau pemangkasan pohon. DLH telah menyiapkan dua armada khusus untuk pemotongan pohon besar dan enam kendaraan roda tiga untuk operasional di lapangan.

“Dengan fasilitas ini, kami berharap warga bisa lebih tertib mengelola sampah spesifik rumah tangga. Jangan lagi ada yang membuang sembarangan, karena pemerintah sudah menyiapkan solusi. Kalau masyarakat ikut berperan aktif, sampah di Kota Yogyakarta bisa dikelola lebih optimal," katanya menambahkan.

Lebih lanjut, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan bahwa TRC Mas JOS merupakan simbol kehadiran pemerintah sampai di tingkat keluarga. Layanan ini ditujukan untuk orang-orang yang menghadapi masalah membuang sampah besar seperti kulkas yang rusak, kasur, atau pohon roboh yang tidak dapat dibuang dengan cara biasa.

“Kita mencoba hadir secara total, sampai ke keluarga. Kalau ada sampah besar yang susah dibuang sendiri, silahkan hubungi outlet TRC Mas JOS. Nanti tim kami datang menjemput, termasuk kalau ada warga yang ingin menebang pohon tapi kerepotan mengurus ranting dan daunnya,” ucapnya saat diwawancarai, Senin (22/9/2025).

Selain itu, Hasto menjelaskan bahwa cara sederhana yang digunakan pemerintah untuk mengurangi jumlah sampah harian adalah dengan memisahkan sampah dari sumbernya. Warga mulai diajak menggunakan ember untuk sampah dapur, sementara daun-daun kering diolah di unit pengolah pupuk organik. Diharapkan dengan cara ini, sampah tidak akan menumpuk di depo dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan.

“Sampah dapur harus dipisah, sampah daun kita olah jadi pupuk, dan kita bekerja sama dengan offtaker untuk mengambil sampah. Dengan cara ini, tidak ada lagi sampah yang lari ke depo atau ke Piyungan, dan kita bisa mencegah penumpukan berlebihan,” tegasnya.

Selain masalah sampah, Wali Kota juga berbicara tentang rencana pemetaan pengamen di kota. Ia mengatakan bahwa banyak keluhan tentang keberadaan pengamen, jadi Pemkot akan menetapkan titik-titik khusus untuk mereka agar dapat bekerja dengan lebih baik dan mendata mereka agar jumlah pengamen tidak terus meningkat.

“Pengamen akan kita atur, titik-titiknya akan kami petakan dan InsyaAllah seminggu lagi selesai. Ada kuotanya, jadi jumlahnya tidak bertambah. Termasuk juga fenomena silverman, mereka akan kita edukasi agar bisa mendapat pekerjaan yang lebih layak dan tidak membahayakan diri sendiri," katanya.

Melalui peluncuran TRC Mas JOS hingga pemetaan ruang publik, Pemkot Yogyakarta ingin menunjukkan bahwa pengelolaan kota tak bisa dilepaskan dari keterlibatan masyarakat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement