REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Pemkab Sleman sudah melakukan uji coba pembelajaran tatap muka (ptm) terbatas sejak status PPKM turun ke level III. Usai turun status ke level II, Kabupaten Sleman berencana menambah jumlah sekolah-sekolah untuk uji coba PTM.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Ery Widaryana mengatakan, selama PPKM level III kemarin PTM terbatas sudah dilakukan untuk jenjang SMP pada 4 Oktober 2021. Sedangkan, untuk jenjang SD sudah dilaksanakan pada 11 Oktober 2021 lalu.
Untuk jenjang SMP sudah dilakukan uji coba kepada 119 sekolah dan untuk jenjang SD sudah dilaksanakan kepada 85 sekolah. Angka 85 itu terdiri dari lima sekolah masing-masing kapanewon, dari total 17 kapanewon yang ada di Kabupaten Sleman.
"Untuk SD sudah kita siapkan penambahan sampling 85 sekolah lagi, Jadi, setiap kapanewon itu ada tambahan lima sekolah, jadi pekan depan untuk jenjang SD PTM terbatas ada 170 dari 511 sekolah," kata Ery, Rabu (20/10).
Untuk PTM terbatas, evaluasi dilakukan tim pemantau atau tim pengawas dari Disdik Sleman. Sejauh ini, ia melihat, sekolah-sekolah sudah bisa menerapkan protokol kesehatan dan melaksanakan petunjuk teknis PTM terbatas dengan baik.
Waktu pembelajaran dalam PTM terbatas sendiri masih belum akan ditingkatkan baik jumlah hari selama satu pekan atau jumlah jam selama satu hari. Menurut Ery, PTM terbatas akan terus diregulasi seiring penurunan level PPKM Sleman.
"Masih terus kita evaluasi demi memastikan PTM terbatas semua berjalan baik," ujar Ery.
Rencananya, lanjut Ery, Disdik dan BPBD Sleman akan melakukan swab sampling ke guru-guru dan siswa-siswa yang PTM terbatas pada 21 Oktober 2021. Terutama, ke sekolah-sekolah di zona merah seperti di Kapanewon Pakem, Depok dan Kalasan.
Ia berpendapat, pelaksanaan PTM di Kabupaten Sleman tidak mengalami kendala. Disdik Sleman sudah mengirim pengawas-pengawas untuk keliling sekolah yang melaksanakan uji coba PTM terbatas, dibantu kapanewon dan puskesmas terdekat.
Ery melihat, selain prokes yang sudah dilaksanakan sekolah-sekolah dengan baik dan anak-anak diantarkan orang tua. Dari Disdik Sleman sudah memberikan panduan agar sekolah-sekolah dapat mengatur ketentuan untuk orang tua datang dan pergi.
Terkait cakupan vaksinasi sekolah-sekolah di Sleman, ia mengungkapkan, untuk vaksinasi SMP sudah hampir 93 persen. Dari total 40.143 siswa, 37.197 siswa sudah menerima vaksin, bahkan banyak yang sudah menerima sampai dosis kedua.
Sedangkan, untuk guru-guru SMP sudah hampir 96 persen dan guru-guru SD sudah 97 persen. Ery menekankan, sampai saat ini Disdik Sleman masih terus melakukan pendataan kepada siswa-siswa maupun guru-guru yang belum mendapatkan vaksin.
"Sebab, untuk siswa ada yang belum 12 tahun, ada yang belum tiga bulan sebagai penyintas, dan untuk guru ada yang sudah usia sepuh, ada yang punya komorbid," kata Ery.