REPUBLIKA.CO.ID,MADIUN -- Jumlah pasien demam berdarah (DB) yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Madiun, Jawa Timur selama musim hujan akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2022 tercatat meningkat dan didominasi usia anak-anak.
Data RSUD Kota Madiun mencatat, pada November 2021 terdapat lima orang pasien DB anak-anak, Desember 19 pasien, sedangkan Januari hingga pertengahan saat ini tercatat ada 15 pasien. "Dari 15 pasien itu, sejumlah diantaranya telah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang, sedangkan lainnya masih menjalani perawatan," ujar dokter anak RSUD Kota Madiun Dwi Indah Cahyani di Madiun, Kamis (13/1/2022).
Menurut dia, memasuki musim hujan memang terjadi peningkatan tren kasus demam berdarah. Tidak hanya terjadi di Madiun, juga secara nasional.
Meski terjadi peningkatan, pihaknya mengapresiasi kesadaran yang tinggi dari masyarakat, khususnya orang tua untuk segera memeriksakan anaknya ke fasilitas kesehatan. "Jadi, ketika datang ke sini biasanya antara demam berdarah derajat 1 atau 2. Rata-rata datangnya tidak pernah terlambat. Begitu demam, tidak ada batuk pilek, tidak ada ada diare, tidak mau makan atau demam dan pusing saja, maka sudah curiga ke arah DB dan minta untuk dites," kata Cahyani.
Ketika terkena demam berdarah, saat demam pasien dapat diberi obat penurun demam. Selain itu, juga istirahat yang cukup untuk meningkatkan imunitas, disarankan makan dan minum yang banyak serta bergizi agar tidak dehidrasi.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes-PPKB) Kota Madiun Denik Wuryani mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit demam berdarah yang selalu diiringi dengan tingginya curah hujan seperti saat ini.
Pihaknya meminta masyarakat Kota Madiun untuk menjaga kebersihan lingkungan dan rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). "Kita harus tetap waspada seiring tingginya curah hujan. Jangan sampai lalai untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tempat-tempat yang kemungkinan bisa menjadi perindukan nyamuk, seperti kamar mandi maupun tempat air minum dan sebagainya," kata Denik.