REPUBLIKA.CO.ID,GRESIK -- Pemerintah Kabupaten Gresik, Jawa Timur menggarap lebih awal pengerukan atau normalisasi Kali Lamong dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 5 miliar dalam APBD2022 untuk penanggulangan banjir di wilayah itu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Gresik, Achmad Hadi mengatakan proses normalisasi Kali Lamong yang dilakukan di awal 2022 merupakan lanjutan dari program 2021.
"Pada tahun 2021, pelaksanaan normalisasi baru dilakukan pada triwulan terakhir. Dan prosesnya terkendala karena bertepatan dengan musim hujan. Untuk kali ini, pengerukan dilakukan sejak triwulan pertama tahun 2022, agar tidak berkejaran dengan waktu. Dan antisipasi banjir lebih optimal," kata Hadi, Kamis (13/1/2022).
Hadi mengatakan, saat ini sejumlah alat berat sudah bersiaga di lapangan untuk melaksanakan normalisasi. "Intensitas normalisasi akan ditingkatkan pada saat debit air Kali Lamong sudah berkurang, sehingga kerja alat berat akan lebih efektif. Estimasi akan mulai dimaksimalkan pada awal triwulan kedua dengan asumsi intensitas curah hujan sudah berkurang," kata Hadi.
Sementara total panjang Kali Lamong yang sudah dikeruk pada 2021 sepanjang 7,1 kilometer, yang dalam proses pengerjaannya dibantu paguyuban pengusaha di setiap kecamatan sepanjang 1,5 kilometer dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan sepanjang 1,5 kilometer.
Selain itu, dalam program antisipasi banjir BBWS Bengawan Solo juga telah membangun kurang lebih 1,5 kilometer tanggul parapet di wilayah Kecamatan Cerme.
Sebelumnya, prioritas penanganan Kali Lamong telah tertuang dalam Perpres 80 tahun 2019, dengan melibatkan pemerintah dan perusahaan. Kali Lamong merupakan anak sungai Bengawan Solo yang mengalir sepanjang 103 km dan melintasi 4 kabupaten/kota, masing-masing Lamongan, Mojokerto, Gresik dan Surabaya, dimana hampir 50 persen alirannya atau 58,1 km ada di wilayah Gresik.