Jumat 14 Jan 2022 20:26 WIB

Ribuan Vaksin Dikabarkan Kedaluarsa, Daerah Diminta Rajin Input Data

Jangan sampai banyak vaksin yang belum termanfaatkan tetapi sudah kedaluarsa.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ribuan Vaksin Dikabarkan Kedaluarsa, Daerah  Diminta Rajin Input Data (ilustrasi).
Foto: Prayogi/Republika.
Ribuan Vaksin Dikabarkan Kedaluarsa, Daerah Diminta Rajin Input Data (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Kabupaten/ kota di Jawa Tengah diminta rajin menginput data vaksin pada aplikasi smile. Hal ini untuk menghindari terjadinya penumpukan vaksin hingga melampaui masa kedaluarsanya.

"Jika daerah rajin menginput data vaksin tersebut, ke depan tidak akan  ditemukan kasus ribuan stok vaksin yang kedaluwarsa," ungkap Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di Semarang, Jumat (14/1).

Baca Juga

Menurut gubernur, pada Kamis (13/1) kemarin dilaporkan banyak stok vaksin yang kedaluarsa di daerah. Namun setelah dicek ulang jumlahnya berkurang banyak, karena --sebenarnya-- vaksin tersebut sudah disuntikkan.

Dari laporan yang sudah masuk, rupanya ada yang telat memasukkan ke aplikasi smile. Sehingga vaksin yang sebetulnya sudah habis disebutkan masih menumupuk bahkan hingga kedaluarsa.

Kendati begitu, memang masih ada beberapa daerah yang stok vaksinya belum habis. "Maka saya minta --per hari ini-- semua mengklarifikasi apakah sudah habis atau karena belum tercatat,” tegas Ganjar.

Terkait stok vaksin yang masih dan sudah kedaluarsa kemarin, lanjut gubernur, sudah dikumpulkan dan Pemprov Jawa Tengah juga telah berkomunikasi dengan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Khususnya terkait dengan kelayakan penggunaannya. “Vaksin sudah dikumpulkan, kita minta ke BPOM apakah kalau batas kedaluarsanya pada tanggal itu vaksin tidak bisa digunakan atau masih ada masa tenggatnya,” lanjut gubernur.

Jika BPOM menyebut stok tersebut masih bisa digunakan, masih kata Ganjar, maka akan dimanfaatkan untuk mendukung vaksinasi dosis ketiga (booster) yang saat ini juga sudah digulirkan di Jawa Tengah.

Maka, solusinya daerah harus rajin menginput data vaksin ke aplikasi smile. Apalagi --berdasarkan data Dinkes Provinsi Jawa Tengah-- ada vaksin yang akan kedaluarsa pada tanggal 15 dan 30 Januari ini.

Dengan rajin menginput data tersebut juga penting untuk mengetahui apakah ada problem pada sistem input data. Sehingga problem tersebut bisa segera ditindaklanjuti penanganannya.

Hingga 13 Januari kemarin, di Jawa Tengah ada sebanyak 4.350 dosis vaksin yang kedaluarsa dan yang tersebar di delapan daerah.  Rinciannya di Brebes 120 dosis, Jepara 10 dosis dan di Klaten 20 dosis.

Selain itu juga di Magelang 350 dosis, Pemalang 2.270 dosis, Purworejo 1.290, Tegal 40 dosis dan Kota Salatiga sebanyak 250 dosis. Semuanya sudah ada yang konfirmasi --seperti--  Purworejo, fisiknya sudah selesai tapi update di smile belum.

Maka perlu diklarifikasi kembali satu per satu, jangan sampai banyak vaksin yang belum termanfaatkan tetapi sudah kedaluarsa. "Apalagi jumlahnya sampai  puluhan ribu, jangan!,” tegas Ganjar.

Disinggung vaksin booster di Jawa Tengah, gubernur memastikan  saat ini baru Kota Semarang yang sudah melaksanakan dengan konsentrasi kepada lansia dan komorbid.

Sejalan dengan itu, persiapan untuk vaksinasi booster juga terus dilakukan di daerahnya. “Kita siap- siap dulu. Maka kalau tadi yang belum terserap dan masih bagus bisa dipakai untuk boosting akan kita eksekusi," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement