Ahad 06 Feb 2022 09:35 WIB

Mahasiswa UNY Ikuti Program Pejuang Muda

Sebagian masyarakat di Kabupaten Banjar masih takut divaksinasi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Aulia Nishful Laila, dari Prodi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan, saat melakukan verifikasi dan validasi data bansos kepada KPM di Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Foto: Dokumen
Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Aulia Nishful Laila, dari Prodi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan, saat melakukan verifikasi dan validasi data bansos kepada KPM di Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pejuang muda merupakan lab sosial mahasiswa mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan memberi dampak sosial secara konkret di masyarakat. Pejuang muda merupakan bagian Kampus Merdeka di bawah naungan Kemensos, Kemendibudristek, dan Kemenag.

Salah satu mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Aulia Nishful Laila, dari Prodi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan, berkesempatan mengikuti program tersebut. Aulia ditempatkan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Kelahiran Sragen 6 Januari 2000 tersebut mengisahkan, awalnya mendaftar untuk lokasi Sleman, DIY. Tapi, pada saat pengumuman mendapatkan penempatan di Kabupaten Banjar. Ia mengaku, sempat ada rasa takut dan ingin mundur dari program ini.

"Karena, saya belum pernah ke luar Pulau Jawa, namun berbekal tekad kuat untuk melanjutkan program ini agar berdampak bagi masyarakat," kata Aulia, Sabtu (5/2).

Tugas pertama Aulia melakukan verifikasi dan validasi data bantuan sosial kepada penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) serta Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Aluh-Aluh. Yang mana, merupakan ujung Kabupaten Banjar.

Aulia mendatangi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) satu per satu atau home visit. Medan yang dilalui cukup sulit karena melewati jalanan berbatu atau berlumpur, bahkan terendam banjir karena mayoritas Kecamatan Aluh-Aluh merupakan perairan.

"Sehingga, untuk berpindah dari satu desa ke desa lain kadang menggunakan perahu air atau biasa disebut klotok," ujar Aulia.

Sambil verifikasi dan validasi data, Aulia mengamati kondisi lingkungan guna mengidentifikasi permasalahan yang ada di Banjar. Ada dua permasalahan krusial yang perlu ditangani yaitu rendahnya vaksinasi dan sulit akses menggiling padi.

Padahal, Banjar terkenal sebagai salah satu lumbung padi di Kalimantan Selatan. Tapi, ternyata masih ada beberapa wilayah yang kesulitan mengakses penggilingan padi. Aulia bersama kelompoknya mengusulkan suatu program guna mengatasi itu.

Pengembangan Usaha Tani Melalui Pengadaan Rice Milling Unit (RMU) Keliling bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kecamatan Aluh-Aluh. Dengan gagasan tersebut, diharap KPM tidak kebingungan lagi dan mempermudah akses dalam menggiling padi.

Selain itu, dengan mesin penggiling padi keliling ini dapat meningkatkan angka graduasi mandiri Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Tugas lain terkait pelaksanaan team based project berupa sosialiasi vaksin ke Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Aulia dan tim melakukan sosialisasi vaksinasi baik ke desa maupun berkunjung ke rumah masing-masing KPM guna mengajak masyarakat lebih sadar pentingnya vaksin. Sebab, sebagian masyarakat di Kabupaten Banjar memang masih takut divaksinasi.

"Sehingga, metode yang digunakan perlu disesuaikan karakteristik warga sekitar. Program ini sangat bermanfaat karena selain dapat merasakan kehidupan di tempat yang berbeda dengan di Jawa juga dapat mendengar langsung keinginan masyarakat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement