Kamis 10 Mar 2022 15:23 WIB

Merapi Muntahkan Awan Panas Hingga Lima Kilometer

Ini menjadi jarak luncur yang cukup jarang terjadi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Atap rumah penduduk diselimuti abu vulkanik erupsi gunung Merapi di Desa Babadan, Dukun, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (10/3/2022). Gunung Merapi mengalami erupsi pada Rabu (9/3/2022) pukul 23.30 dengan memuntahkan luncuran awan panas sejauh lima kilometer ke arah tenggara dan sebaran abu vulkanik ke arah barat daya di wilayah kabupaten Magelang.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Atap rumah penduduk diselimuti abu vulkanik erupsi gunung Merapi di Desa Babadan, Dukun, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (10/3/2022). Gunung Merapi mengalami erupsi pada Rabu (9/3/2022) pukul 23.30 dengan memuntahkan luncuran awan panas sejauh lima kilometer ke arah tenggara dan sebaran abu vulkanik ke arah barat daya di wilayah kabupaten Magelang.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Aktivitas vulkanik berupa guguran awan panas dimuntahkan Gunung Merapi pada Rabu (9/3/2022). Sampai Kamis (10/3/2022) dini hari, guguran awan panas yang dimuntahkan bahkan memiliki jarak luncur sampai 5.000 meter atau lima kilometer.

Ini menjadi jarak luncur yang cukup jarang terjadi karena biasanya guguran awan panas yang dikeluarkan Gunung Merapi berjarak maksimal tiga kilometer. BPPTKG telah pula mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati daerah potensi bahaya.

Guguran awan panas mengarah ke tenggara yang mengakibatkan Pos Babadan terdampak abu. Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi, Alzwar Nurmanaji melaporkan, guguran awan panas teramati dengan jarak luncur maksimal 5.000 mengarah ke tenggara.

Pada 9 Maret 2022 malam, lima guguran awan panas yang terjadi teramati 23.18, 23.29, 23.38, 23.44 dan 23.53. Sedangkan, satu guguran awan panas yang terjadi pada 10 Maret 2022 dini hari teramati 01.00, 01.22, 01.35, 01.59 dam 02.07.

 

"Amplitudo 69-75 milimeter, durasi 155,2-570,8 detik," kata Alzwar, Kamis.

Pada 01.30 WIB, BPPTKG mengabarkan aktivitas Gunung Merapi sudah melandai. Setelah aktivitas vulkanik berupa 10 guguran awan panas tersebut, aktivitas kegempaan yang terjadi di Gunung Merapi lebih didominasi gempa-gempa guguran.

Potensi bahaya sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak dan Bebeng tujuh kilometer. Tenggara meliputi Sungai Woro tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer.

Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak. Karenanya, masyarakat diminta tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya yang ada saat ini.

Selain itu, BPPTKG meminta masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari guguran awan panas atau lava pijar Gunung Merapi. Serta, mewaspadai lahar, terutama ketika terjadi hujan seputar Gunung Merapi.

"Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," ujar Alzwar.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement