Kamis 10 Mar 2022 22:36 WIB

Guguran Lava Gunung Merapi Rata-Rata 140 Kali per Hari

Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

Gunung Merapi memuntahkan material vulkanik terlihat dari Desa Cangkringan di Sleman, Yogyakarta, Kamis, 10 Maret 2022.
Foto: AP/Slamet Riyadi
Gunung Merapi memuntahkan material vulkanik terlihat dari Desa Cangkringan di Sleman, Yogyakarta, Kamis, 10 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melaporkan aktivitas erupsi Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah terhitung masih tinggi dengan jumlah guguran lava rata-rata sebanyak 140 kali per hari.

 

Aktivitas vulkanik internal juga masih tinggi ditunjukkan oleh data seismisitas dan deformasi. Seismisitas internal (VTB dan MP) terjadi lebih dari lima kali per hari, sedangkan laju deformasi EDM RB1 sebesar 3,5 mm per hari.

 

"Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, dapat kami simpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi ditetapkan masih tetap pada tingkat siaga," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono dalam keterangannya, Kamis (10/3/2022).

Gunung Merapi memiliki potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan hingga barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

 

Sedangkan pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol sejauh lima kilometer."Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," jelas Eko.

 

Badan Geologi merekomendasikan agar pemerintah kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten, serta pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi kini terjadi.

 

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," pinta Eko.

Badan Geologi terus berupaya memitigasi bahaya Merapi mulai dari pemantauan, penilaian bahaya, penyebaran informasi, dan sosialisasi aktivitas Gunung Merapi.

Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti informasi aktivitas Gunung Merapi dari sumber yang terpercaya dan mengikuti rekomendasi dari Badan Geologi, pemerintah daerah, dan BPBD setempat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement