Jumat 11 Mar 2022 14:31 WIB

Banjir Akibat Luapan Sungai Gobag Berangsur Surut

Arus deras luapan sungai juga menghanyutkan sejumlah hewan ternak.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Kendaraan melintasi genangan banjir akibat luapan sungai.
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Kendaraan melintasi genangan banjir akibat luapan sungai.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Banjir bandang yang menerjang lingkungan Dusun Pengkok, Desa Jlumpang, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, pada Kamis (10/3/2022) petang berangsur surut. Hingga Jumat (11/3/2022) siang, genangan air yang sebelumnya terjadi di sejumlah lokasi permukiman warga dusun tersebut terus berkurang.

Namun sejumlah infrastruktur terpantau mengalami kerusakan setelah genangan banjir menyusut. Tercatat tujuh rumah warga di Dusun Pengkok mengalami kerusakan setelah diterjang genangan air berarus deras.

Selain itu beberapa titik jalan desa juga mengalami kerusakan. “Salah satunya jalan penghubung antar desa amblas lebih dari 50 centimeter,” ungkap Kepala Desa (Kades) Jlumpang, Muh Jamil, yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon.  

Ia menjelaskan, hujan deras yang turun sepanjang Kamis siang hingga petang telah mengakibatkan Sungai Gobag di wilayah Dusun Pengkok meluap dan menerjang kawasan permukiman. “Meski tidak sampai menimbulkan korban jiwa, banjir bandang ini sempat menggenangi permukiman warga,” jelasnya.

Menurutnya, banjir yang terjadi kali ini cukup besar dan tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Biasanya walaupun hujan deras, air sungai tidak sampai meluap ke rumah-rumah warga.

Namun akibat hujan deras yang terjadi sejak siang hari menyebabkan Sungai Gobag tidak mampu menampung debit air yang meningkat tajam. Sehingga akhirnya meluap dan menerjang permukiman warga.

Tak hanya itu, arus deras luapan air juga menghanyutkan sejumlah hewan ternak milik warga. Karena di beberapa titik genangan air yang berarus mencapai setinggi hingga satu meter.

Air banjir yang datang tiba-tiba membuat warga tidak sempat mengantisipasi hewan ternak mereka. “Sehingga beberapa sapi dan kambing dilaporkan ada yang hanyut terbawa arus,” lanjutnya.

Menyusul terjadinya musibah ini, Muh Jamil mengharapkan adanya perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang untuk menangani problem sedimentasi yang terjadi di badan Sungai Gobag.

“Sedimentasi di Sungai Gobag sudah cukup tinggi, sehingga saat debit air meningkat akibat hujan lebat, sungai tidak mampu lagi menampung air. Kami harap pemerintah daerah melakukan pengerukan sedientasi yang terjadi,” tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement