Selasa 15 Mar 2022 17:17 WIB

Pemkot Semarang Sudah Gelontorkan 42 Ton dan 15 Ribu Liter Minyak Goreng

Disdag Kota Semarang memang mendapatkan tugas untuk melaksanakan operasi pasar.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pemkot Semarang Sudah Gelontorkan 42 Ton dan 15 Ribu Liter Minyak Goreng (ilustrasi).
Foto: ISTIMEWA
Pemkot Semarang Sudah Gelontorkan 42 Ton dan 15 Ribu Liter Minyak Goreng (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Semarang terus mengupayakan kebutuhan minyak goreng oleh masyarakat dapat terpenuhi, di tengah kelangkaaan yang masih berlangsung.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Nur Kholis mengatakan, guna menjamin kebutuhan masyarakat serta untuk mengupayakan kestabilan harga, Disdag Kota Semarang memang mendapatkan tugas untuk melaksanakan operasi pasar.

Baca Juga

Operasi pasar minyak goreng dilaksanakan dengan menyasar para pedagang di sejumlah pasar tradisional maupun menyasar langsung kepada masyarakat atau pengguna langsung di sejumlah tempat.

“Seperti hari ini, kita melaksanakan di dua tempat sekaligus, masing- masing di pasar Gayamsari dan pasar Sampangan, Kota semarang,” ungkapnya, saat di konfirmasi di sela pelaksanaan operasi pasar minyak goreng dalam kemasan, di pasar Gayamsari, Selasa (15/3).

 

Nur Kholis menjelaskan, sejak minyak goreng mahal dan kemudian mengalami kelangkaan, Disdag Kota Semarang bersama dengan para distributor telah menggelontorkan operasi pasar hingga mencapai 42 ton untuk minyak goring curah.

Sementara untuk operasi pasar minyak goreng dalam kemasan sederhana total sudah mencapai 15.000 liter. “Kalau ditambah dengan pelaksanaan hari ini di pasar Gayamsari dan pasar Sampangan, total sudah digelontorkan sebanyak 15.750 liter,” tegasnya.

Berdasarkan fenomena yang terjadi di tengah masyarakat, langkah- langkah untuk menjamin ketersediaan minyak goreng, yang penting minyak goreng selalu tersedia meskipun jumlahnya masih terbatas.

Baik untuk minyak goreng curah, minyak goreng dalam kemasan sederhana maupun minyak goreng kemasan premium.

Karena untuk komoditas minyak goreng ini konsumennya atau pemakainaya merata semua kalangan masyarakat, tidak hanya masyarakat bawah dan menengah bahkan masyarakat klas atas pun juga menggunakan.

Yang penting --karena kondisi masih langka-- jangan sampai justru masyarakat yang menengah turun ke bawah, sehingga masyarakat yang bawah tidak mendapatkan untuk kebutuhannya.

Oleh karena itu, dalam situsi yang masih seperti ini, Disdag Kota Semarang terus mengupayakan agar minyak goring selalu ada. “Maka operasi pasar minyakgoreng akan terus dilaksanakansampai dengan harga maupun ketersediaan kembali normal,” tegas Nur Kholis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement