REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Sedikitnya 715 lembaga pendidikan keagamaan di Jawa Tengah bakal segera menerima anggaran hibah bidang keagamaan tahap kedua dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.
Pasalnya Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah (Biro Kesra Setda) Provinsi Jawa Tengah, telah mencairkan anggaran hibah yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah tahun anggaran 2022 ini, Rabu (6/4/2022).
Kepala Biro Kesra Setda Provinsi Jawa Tengah, Imam Masykur mengungkapkan, pencairan anggaran hibah keagamaan tahap kedua ini lebih besar jika dibandingkan dengan pencairan tahap pertama.
Untuk tahap pertama telah dicairkan dana hibah untuk 405 lembaga pendidikan keagamaan senilai total Rp 22.168.000.000.
“Sedangkan pencairan tahap kedua ini ada 715 lembaga keagamaan dengan nilai total Rp 31.950.000.000,” jelasnya, dalam acara Pencairan Hibah Bidang Keagamaan tahap II secara simbolis, di Gedung Monumen PKK, Ungaran, Kabupaten Semarang.
Ia juga menyampaikan, dengan memperhatikan situasi pandemi Covid-19, pencairan tahap kedua ini dilakukan selama tujuh hari kerja, terhitung mulai hari ini.
Pelaksanaannya bakal berlangsung sampai dengan 19 April 2022 mendatang. Sehingga setiap hari petugas bakal melayani sebanyak 100 lembaga pendidikan keagamaan.
Lembaga- lembaga yang menerima hibah tersebut meliputi Raudlatul Athfal/ Bustanul Athfal yang mencapai 90 lembaga dengan nilai total Rp 3,95 miliar. Kemudian Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 213 lembaga dengan nilai Rp 10,88 miliar.
Berikutnya Madrasah Tsanawiyah dengan nilai Rp 3,79 miliar untuk 69 lembaga serta Madrasah Aliyah Rp 1,99 miliar untuk 28 lembaga. “Selain itu juga pondok pesantren sebanyak 75 lembaga dan TPQ sebanyak 144 lembaga,” tambah Imam Masykur.
Terpisah, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mewanti- wanti agar dana yang diperoleh digunakan dengan baik. Lembaga- lembaga keagamaan juga diharapkan memberi bekal ilmu yang bisa menambah kecintaan kepada NKRI.
Menurutnya, saat ini NKRI perlu dikuatkan lagi, baik ukhuwah basyariah, ukhuwah insaniyah-nya maupun ukhuwah diniyahnya. “Yang ingin saya tekankan, kalau NKRI ini tidak bisa kita jaga dengan baik, maka apa yang kita laksanakan untuk ibadah pasti juga akan terganggu,” katanya.
Sementara, lanjut Taj Yasin, agama memerintahkan bahwa saat melakukan ibadah harus dilaksanakan dengan tenang dan nyaman. Ketenangan dan keamanan itu hanya akan tercipta ketika ada keamanan.
“Di sinilah saya berharap dari lembaga- lembaga keagamaan ini bisa memberikan pendidikan yang rahmatan lil alamin, yang mengedepankan kasih saying dan mengedepankan kesabaran,” tandas Taj Yasin.