REPUBLIKA.D, BANTUL -- Antisipasi untuk masa mudik mulai dilakukan, termasuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bantul, Aris Suharyanta mengatakan, pengawasan dan penjagaan pun dilakukan di jalur-jalur yang berpotensi macet maupun jalur berbahaya.
Salah satunya penjagaan yang dilakukan di Tanjakan Cino Mati. Pihaknya sudah menempatkan personel di jalur yang mengarah ke Cino Mati agar tidak dilewati untuk jalur mudik.
"Jalur Cino Mati tidak kita sarankan bagi arus mudik dan ada imbauan (kepada pengendara) yang mengarah ke Cino Mati (untuk tidak melewati jalur itu)," kata Aris kepada Republika melalui pesan tertulisnya.
Pasalnya, menjelang Lebaran Idul Fitri 2022 ini diperkirakan kegiatan mudik akan melonjak. Aris menuturkan, penjagaan untuk masa mudik ini dilakukan mulai H-7 hingga H+7 Lebaran.
Pihaknya akan menerjunkan puluhan personel untuk melakukan penjagaan di beberapa titik. Termasuk penjagaan di posko yang sudah dibentuk.
"Untuk persiapan jalur mudik dan wisatawan, dishub menerjunkan 80 personel yang akan kita tempatkan di jalur-jalur yang berpotensi macet dan untuk berjaga di posko. Kita membuat posko di Gabusan," ujar Aris.
Selain itu, pihaknya juga meminta agar jalur tersebut tidak dilewati untuk pariwisata. Pasalnya, usai lebaran juga diperkirakan akan banyak kunjungan ke Bantul.
Dishub DIY sebelumnya juga sudah memprediksi akan adanya lonjakan pemudik menjelang Lebaran Idul Fitri 2022 ini. Hal ini mengingat adanya pelonggaran aturan selama masa mudik di 2022.
"Kalau dilihat dari kondisi 2020 sampai 2021, mungkin ada kenaikan (pemudik yang masuk ke DIY di 2022)," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Ni Made Dwipanti.
Made menuturkan, pada 2020 dan 2021 lalu ada penurunan pemudik yang masuk ke DIY. Penurunannya bahkan mencapai 20 persen.
Penurunan jumlah pemudik dikarenakan adanya pembatasan-pembatasan yang diterapkan pemerintah pusat. Selain itu, pada saat itu juga kasus Covid-19 masih tinggi.
Pada 2022 ini, kata Made, dimungkinkan jumlah pemudik akan lebih tinggi dibanding 2020 dan 2021. Meskipun begitu, kemungkinan lonjakan pemudik di 2022 ini dinilainya tidak dapat dibandingkan dengan 2020 atau 2021.
"Jadi nanti membandingkannya tidak bisa dengan kita membandingkannya dengan 2020 atau 2021, karena itu kondisi yang tidak normal. Jadi nanti mungkin kita membandingkannya dengan 2019, dilihat bisa mungkin 20-an persen (melonjaknya pemudik) dari 2019," ujar Made.