Selasa 12 Apr 2022 18:43 WIB

Pemkot Surabaya Imbau Pelajar tak Ikut Unjuk Rasa

Perguruan tinggi di Surabaya juga diharapkan dapat berkolaborasi dengan BEM.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kudus Menggugat (AMUG) berunjuk rasa di Alun-alun Kudus, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (12/4/2022). Mereka menuntut diturunkannya harga minyak goreng, menolak kenaikan harga BBM, dan menolak masa jabatan presiden tiga periode.
Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kudus Menggugat (AMUG) berunjuk rasa di Alun-alun Kudus, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (12/4/2022). Mereka menuntut diturunkannya harga minyak goreng, menolak kenaikan harga BBM, dan menolak masa jabatan presiden tiga periode.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta lembaga pendidikan jenjang  SMP dan SMA/ SMK di Kota Pahlawan memberi pengertian arti demonstrasi sesungguhnya kepada para siswanya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi pelajar Surabaya terlibat dalam aksi unjuk rasa, seperti yang terjadi di Jakarta.

Eri juga meminta seluruh pelajar Surabaya agar tidak mudah terprovokasi dan terlibat aksi demonstrasi. Ia berharap, para pelajar Surabaya fokus menyelesaikan pendidikan di sekolah.

"Kami berharap untuk seluruh sekolah baik SMP dan SMA agar memberikan pengertian kepada siswa. Ayo iki gurung wayahe (ini belum waktunya). Bagaimana kita mengajak anak untuk tidak ikut turun (unjuk rasa), sebab belum menjadi bagiannya," kata Eri di Balai Kota Surabaya, Selasa (12/4).

Eri juga berpesan kepada perguruan tinggi di Surabaya agar dapat berkolaborasi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Intinya untuk ikut mengimbau kepada mahasiswa agar ketika menyuarakan pendapat di muka umum tetap mengedepankan cara-cara yang santun dan tidak anarkis.

"Kami titip kepada seluruh kampus untuk bisa berkolaborasi dengan BEM. Apa fungsinya? Tolong sampaikan pendapat dengan santun. Silahkan turun namun jaga kotanya. Jangan sampai merusak kota, sehingga masyarakat merasa tidak nyaman," ujarnya.

Eri menuturkan, bagaimanapun juga kenyamanan dan ketertiban kota ini harus terus dijaga. Terlebih saat ini berada dalam situasi Ramadan. Eri menyatakan, gerakan mahasiswa itu wajar, yang dari dulu sudah ada. Namun jangan sampai kebebasan perpendapat itu justru disalahgunakan dengan aksi anarkis yang dapat merugikan masyarakat, diri sendiri, dan keluarga.

"Dan tolong pelajar jangan ikut-ikutan. Mahasiswa juga jangan merusak atau anarkis, jangan sampai niat baik mahasiswa ini ditunggangi oleh seseorang atau kelompok tertentu," ujarnya.

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Surabaya tidak mengikuti aksi demonstrasi serentak pada Senin (11/4) Meski demikian, Koordinator lapangan aksi dari Aliansi BEM Surabaya, Andre Prasetyo Utomo menegaskan aksi tidak batal, melainkan diganti hari. Berdasar kesepakatan konsolidasi, lanjut Andre, hampir seluruh BEM universitas di Kota Pahlawan sepakat akan turun ke jalan pada 14 April 2022.

"Kawan-kawan Aliansi dan mahasiswa se-Surabaya bersepakat untuk turun lapangan pada tanggal 14 April 2022 dengan tujuan Aksi DPRD Jatim," kata Andre.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement