REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN --Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof Ova Emilia, meraih 21 dari 25 suara dalam Pemilihan Rektor UGM. Otomatis, menjadikan Ova sebagai Rektor UGM 2022-2027.
Suara yang diraih Prof Ova unggul jauh dari calon-calon lain, baik Prof Bambang Agus Kironoto maupun Deendarlianto dari Fakultas Teknik UGM. Prof Bambang Agus mendapatkan satu suara, sedangkan Prof Deendarlianto mendapatkan tiga suara.
Dalam proses Pilrek UGM tahun ini, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, turut memiliki jatah suara 35 persen. Hak suara itu kepada siapa sepenuhnya diserahkan ke Mendikbudristek.
Ketua Majelis Wali Amanat (WMA) UGM, Prof Pratikno mengatakan, pemilihan ini dilakukan dengan cara voting. Hadir lengkap semua anggota MWA UGM, kecuali satu orang yang sedang berada di AS dan satu orang hadir secara virtual dari Inggris.
Ia menekankan, secara tata tertib seluruh proses pemilihan yang telah dilakukan tersebut sudah sah. Karenanya, Pratikno menegaskan, Sidang Pleno Pemilihan Rektor memutuskan Prof Ova sebagai Rektor UGM terpilih untuk periode 2022-2027.
"MWA UGM menyampaikan selamat sekaligus terima kasih kepada Prof Ova Emilia," kata Pratikno, Jumat (20/5/2022).
Terkait itu, ia menambahkan, masa jabatan Rektor UGM periode 2017-2022, Prof Panut Mulyono, akan segera berakhir pada 28 Mei 2022 mendatang. Untuk itu, MWA UGM akan melakukan pelantikan Rektor UGM terpilih secara resmi pada 27 Mei 2022.
Prof Ova merupakan Guru Besar FKKMK UGM. Wanita kelahiran Yogyakarta 19 Februari 1964 ini menamatkan pendidikan sarjana di UGM pada 1987, melanjutkan studi S2 di University of Dundee Skotlandia 1990, dan merupakan Dekan FKKMK UGM sejak 2016.
Dalam paparannya, Prof Ova menguraikan sejumlah strategi. Antara lain memperkuat pendidikan transdisiplin yang mendorong kewirausahaan sosial. Lalu, kemandirian dan keberagaman, memperkuat pengabdian yang komprehensif dan berkesinambungan.
"Untuk penyelesaian permasalahan wilayah dengan melibatkan civitas akademika dan alumni, serta memperkuat atmosfer kampus yang sehat, ramah lingkunga, berbudaya dan bertanggung jawab secara sosial," ujar Ova.