REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Pekan ini Gunung Merapi memuntahkan satu kali guguran awan panas ke barat daya hulu Sungai Bebeng berjarak luncur 2.500 meter. Guguran lava 82 kali ke barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter.
Pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di kubah barat daya tidak teramati adanya perubahan ketinggian kubah. Untuk kubah tengah tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan.
Berdasarkan analisis foto volume kubah lava barat daya periode 13-19 Mei 2022, terhitung 1.551.000 meter kubik dan kubah tengah 2.582.000 meter kubik. Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan, intensitas kegempaan pekan ini masih tinggi.
Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,7 centimeter per hari. Intensitas curah hujan sebesar 48 milimeter per jam selama 40 menit di Pos PGM Kaliurang.
"Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," kata Hanik, Senin (23/5).
BPPTKG menyimpulkan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Karenanya, status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga, dan potensi bahaya saat ini masih berupa guguran lava dan awan panas.
Sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak dan Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer. Sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer.
Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif menjangkau radius tiga kilometer dari puncak. Maka itu, warga diminta tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, antisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi.
"Serta, mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi," ujar Hanik.