REPUBLIKA.CO.ID,LAMONGAN -- Pemerintah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur menggunakan pesawat tanpa awak atau drone dalam mengendalikan serangan hama atau penyakit tanaman di lahan pertanian setempat.
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi mengatakan penggunaan drone melalui penyemprotan agensi hayati di atas lahan pertanian dilakukan sebagai upaya modernisasi pertanian, sehingga terjadi efisiensi biaya maupun waktu. "Saya harap ke depan modernisasi pertanian harus dibantu dengan peralatan modern dan canggih, seperti yang kami lakukan sekarang. Ini adalah sebuah pengenalan kepada masyarakat mulai dari pengolahan sampai pascapanen kami kenalkan teknologi pertanian," kata Yuhronur, dalam siaran persnya, Kamis (2/6/2022).
Penyemprotan dengan drone dilakukan di Desa Blawirejo Kecamatan Kedungpring di lahan seluas 10 hektare dengan waktu yang singkat, karena memanfaatkan pesawat tanpa awak. "Meski saat ini baru dikenalkan di wilayah Kedungpring, kami berharap segera mengembangkan di seluruh Lamongan, dengan pendampingan kepada para petani supaya produktivitas Lamongan sebagai penyumbang padi terbesar ke lima di Indonesia dapat terus terjaga," katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KPP) Lamongan, Sukriyah mencatat, hingga Mei 2022 luasan tanam padi berada di angka 116.519 hektare dengan luasan panen mencapai 68.238 hektare. Artinya, masih ada 48.281 hektare tanaman belum panen yang harus dijaga agar bisa panen pada waktunya.
"Mengingat kelembaban dan temperatur di Kabupaten Lamongan masih relatif tinggi, masih sering terjadi mendung menggumpal diprediksi ada beberapa penyakit salah satunya hama blas ini," katanya.
Sukriyah mengatakan, penggunaan drone dilakukan dalam rangka mitigasi dan pencegahan, serta penanganan serangan blas sebagai komitmen gerakan pengendalian bersama yang efektif dan ramah lingkungan. "Dengan menggunakan drone, dapat menghemat biaya dimana dalam 1 hektare tanah hanya memerlukan waktu 10 menit, dan semakin efektif serta efisien. Semoga teknologi modern ini semakin memudahkan petani," katanya.
Sementara itu, penyakit hama blas atau busuk leher merupakan penyakit yang disebabkan jamur pylicularia grisea yang dapat menginfeksi semua fase pertumbuhan tanaman padi, mulai dari fase pembibitan sampai pada fase generative (produktif). Jika tidak segera ditangani, mengakibatkan penurunan hasil pertanian dan perkebunan yang dapat mengancam ketahanan pangan di Indonesia.