REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Persiapan keberangkatan calon jamaah haji dari Yogyakarta sudah hampir 100 persen. Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kanwil Kementerian Agama DIY, Nadhif mengatakan, persiapan haji hanya tinggal menunggu proses keberangkatan.
“Terkait dengan persiapan, saat ini sudah 98 persen. Jadi yang dua persen kita saat ini hanya menunggu jadwal keberangkatan pada 15 Juni untuk kloter ke 18,” kata Nadhif.
Selanjutnya, seluruh proses jamaah haji dari DIY yang akan berangkat sudah lengkap. Mulai dari bimbingan manasik hingga kelengkapan dokumen.
“Alhamdulillah, semua fase sudah siap. Mulai dari bimbingan manasik, proses pelunasan pembayaran, paspor, dan pengkloteran pun sudah,” ujarnya.
Ia menambahkan, kuota jamaah haji yang diberikan oleh Arab Saudi untuk Indonesia sekitar 151 ribu jamaah. Sekitar 60 persen dari jumlah normal jamaah haji indonesia yang mencapai 221 ribu.
Lanjutnya, total jamaah dari daerah Yogyakarta mencapai 1.145 orang. Jumlah terbanyak datang dari Kabupaten Sleman.
“Untuk jumlah total mencapai 1.145 jamaah. Terbagi dari kabupaten dan kota. Mulai dari Bantul 441, Sleman 554, Gunungkidul 184, Kulonprogo 110, dan kota 156,” kata Nadhif.
Kemudian, Nadhif menambahkan dari total jamaah DIY itu terbagi pada empat kloter yaitu 18, 19, 20, dan 21. Namun, ada satu kloter gabungan dari Jawa Tengah yaitu Kloter 43.
“Empat kloter plus satu. Dari empat kloter full dari Yogyakarta semua, mulai dari Kloter 18 sampai 21. Sedangkan untuk Kloter 43 adalah gabungan dari Jawa Tengah,” kata Nadhif.
Waktu pemberangkatan pertama kata Nadhif akan dimulai pada 15 Juni dari kabupaten masing-masing ke Asrama Haji Donohudan. Sedangkan, untuk pemberangkatan akhir pada 2 Juli mendatang.
“Kloter 18 akan berangkat pada 15 Juni ke Donohudan dan 16 Juni ke Arab Saudi. Untuk Kloter 19, 20, berangkat pada 16 Juni dan Kloter 21 di tanggal 17. Kemudian untuk Kloter 43 yang gabungan dengan Jateng akan berangkat pada 2 Juli.
Selain itu, Nadhif juga mengatakan terkait tiga batasan dari pihak Pemerintah Arab Saudi. Mulai dari batasan pada kuota, usia, dan jamaah wajib PCR.
“Kita tidak bisa melakukan intervensi seperti terkait pada kuota, kita ga bisa nambah. Kemudian batasan usia, ya kita pastikan jamaah haji di bawah usia 65 tahun per tiga puluh Juni ini. Selanjutnya, ya wajib PCR,” ungkap Nadhif.
Kemudian, untuk proses PCR lanjutnya akan dilakukan H-1 sebelum memasuki asrama. Nadhif mengatakan itu sebagai proses akhir akan dikondisikan dan koordinasikan dengan dinas kesehatan.
“Jadi jamaah nanti masuk asrama ada persiapan sekitar 1x24 jam. Mereka menginap di asrama dan ada pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan dokumen dari visa, gelang jamaah, living cost, dan lain-lain. Harapannya ya semua proses berjalan dengan lancar khususnya PCR, sehingga ketika masuk asrama tidak ada kendala,” katanya.