REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Jateng, sekolah kejuruan yang diinisiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, membuktikan mampu menjadi sekolah vokasi yang menyiapkan lulusannya untuk memasuki dunia kerja.
Sebanyak 80 persen lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Jateng tahun 2021/2022 langsung terserap oleh sejumlah perusahaan yang ada di Jawa Tengah. Sisanya, sebanyak 20 persen, melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Hal ini terungkap dalam acara wisuda angkutan ke-VI SMKN Jateng yang dilaksanakan serentak di tiga kampus SMKN Jawa Tengah, masing-masing kampus Semarang, Pati dan kampus Purbalingga, Kamis (16/6).
Total lulusan yang diwisuda kali ini mencapai 263 orang. Rinciannya lulusan SMKN Jawa Tengah kampus Semarang sebanyak 119 orang; SMKN Jawa Tengah kampus Pati sebanyak 41 orang dan SMKN Jateng kampus Purbalingga sebanyak 96 orang.
Kepala SMKN Jateng di Semarang, Sriyono menuturkan bahwa tingkat kelulusan SMKN Jateng kampus Semarang angkutan ke-VI mencapai 100 persen, yakni sebanyak 119 siswa.
Dari total siswa yang diwisuda, jelasnya, sudah ada yang terserap menjadi tenaga kerja di sejumlah perusahaan. Di antaranya enam lulusan di PT BUMA, 87 lulusan dalam proses seleksi di PT KAI, PT BUMA dan PT PPA.
Selain itu, juga ada empat lulusan yang sat ini juga tengah proses seleksi menjadi anggota Polri, tujuh lulusan yang telah diterima di perguruan tinggi serta 15 lulusan lainnya sedang mengikuti proses seleksi.
Selama ini lulusan SMKN Jateng menjadi incaran beberapa perusahaan, terutama di sektor industri. Sebab selain keterampilan siswa SMKN Jateng juga dibekali pendidikan karakter, budaya kerja dan kecerdasan yang siap menghadapi dunia kerja.
“Ada tiga hal yang menjadi keunggulan para lulusan SMKN Jateng ini, yakni karakter, budaya kerja dan kecerdasan improvement,” jelasnya.
Masih menurut Sriyono, SMKN Jateng merupakan langkah solutif yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam memutus rantai kemiskinan sekaligus mengurangi angka pengangguran di Jawa Tengah.
Sekolah ini memang menampung siswa kurang mampu tetapi berprestsi di Jawa Tengaah dengan sistem sekolah boarding. “Tujuannya tak lain adalah untuk memutus rantai kemiskinan dan membuka lapangan pekerjaan bagi para lulusannya,” tegas Sriyono.
Ia juga mengungkapkan, untuk tahun ajaran baru 2022/ 2023 ini, SMKN Jateng di Semarang telah membuka pendaftaran dan menerima 120 peserta didik baru yang terbagi dalam empat jurusan. Mereka semua berasal dari keluarga tidak mampu.
“Karena keterbatasan asrama, pda tahun ini kami hanya menerima 120 peserta didik baru untuk empat jurusan. Syaratnya banyak tapi secara umum, berasal dari keluarga miskin, sehat dan berprestasi," ujarnya.