REPUBLIKA.CO.ID,BOYOLALI -- Pemerintah Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, melakukan pemetaan kegiatan vaksinasi terhadap hewan ternak dengan melibatkan Satgas "Jogo Kewan" dalam penanganan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di daerah itu.
"Peran Camat dan Kepala Desa dalam pemetaan vaksinasi PMK melalui Jogo Kewan dilakukan cukup signifikan. Jadi kasus PMK ada Jogo Kewan, sedangkan kasus COVID-19 ada Jogo Tonggo," kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Boyolali Insan Adi Asmono dalam acara evaluasi penanganan wabah PMK, di Boyolali, Senin (4/7/2022).
Insan mengatakan vaksinasi PMK tahap pertama di Boyolali sebanyak 1.900 dosis sudah disuntikkan terhadap hewan ternak sapi prioritas jenis perah atau sapi yang mempunyai usia panjang sebanyak 1.896 dosis dan selesai hingga tanggal 2 Juli 2022.
Kegiatan vaksinasi PMK di Boyolali langkah selanjutnya, kata Insan, menunggu droping, disamping mengajukan surat ke Disnakan Provinsi Jateng. Jadi mekanismenya vaksin PMK sama dengan vaksin COVID-19 dipantau melalui aplikasi apakah sudah selesai dilakukan atau belum.
"Kegiatan vaksin PMK ini, kami sudah menginput semua di aplikasi dan tinggal menunggu respon Kementerian kapan ditambahkan vaksin," kata Insan.
Menurut dia, bedanya kalau vaksinasi COVID-19 orangnya bisa dikumpulkan, tetapi vaksin PMK hewan ternak sapi harus datang satu-satu beberapa jenis ekor sapi harus ada pendampingan pemilik atau peternak.
Kegiatan vaksinasi PMK di Boyolali dengan menurunkan sebanyak 155 orang vaksinator. Mereka siap semua dan kini masih menunggu pasokan vaksin tahap kedua.
Dia mengatakan vaksin PMK sapinya sudah terkumpul melalui pendataan yang dilakukan oleh camat bersama penyuluh pertanian dan petugas kesehatan hewan (Keswan) Disnakan. Vaksin PMK data sasaran semua sudah siap dan tinggal vaksinasi saja.
Mekanisme peternak yang akan vaksinasi hewan ternak sudah dipetakan di tingkat kecamatan. Sehingga, peternak menunggu saja karena yang diprioritaskan sapi yang usia panjang atau sapi perah. Jika sapi usia tidak panjang setelah divaksin kemudian dijual percuma saja.
"Pertimbangan itu, sudah ditetapkan di Satgas Jogo Kewan dan peternak tunggu saja jika vaksinnya ada petugas akan datang ke desa masing-masing," katanya.
Sementara itu, Kepala Disnakan Kabupaten Boyolali Lusia Dyah Suciati mengatakan realisasi perkembangan wabah PMK di Boyolali hingga Senin ini, hewan ternak yang suspek mencapai 4.642 ekor, yang positif 32 ekor, mati karena terjangkit PMK 39 ekor, dan sembuh dari PMK sebanyak 779 ekor, dan dipotong paksa tujuh ekor, sisa kasus masih 3.849 ekor dan telah tervaksi 1.896 ekor.
Kendati demikian, kata Lusia ketersediaan hewan ternak untuk kurban di Boyolali jelang Idul Adha terutama sapi masih mencukupi. Bahkan, Disnakan pada Senin ini, melayani surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) sebanyak 10 titik atau sekitar 100 ekor untuk mengirimkan hewan ternak sapi ke luar kota.
Permintaan SKKH terutama sapi menjelang kurban rata-rata sekitar 100 ekor per hari. Hewan ternak kebanyakan dikirim ke luar daerah antara lain Bekasi, Tangerang, dan Jawa Barat. "Kami mengharap masyarakat yang menyelenggarakan penyembelihan hewan kurban untuk mentaati ketentuan yang ada dengan mengendalikan penyebaran PMK," kata Lusia.