REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Komplek perguruan Muhammadiyah Caruban sukses diresmikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Profesor Haedar Nashir pada Kamis (14/7/2022). Perguruan yang terdiri dari Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Caruban dan SMP Muhammadiyah 2 itu menjadi bagian dari 10.381 lembaga pendidikan di bawah naungan Muhammadiyah.
MIM Caruban menjadi salah satu dari 2.604 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang dimiliki Muhammadiyah. MI ini juga terus mengembangkan dan berinovasi terkait kurikulum bekerja sama dengan berbagai pihak, khususnya Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Sementara itu, SMPM 2 merupakan satu di antara 1.772 SMP/MTs yang ada di lingkungan Muhammadiyah.
Adapun pembangunan MIM yang berdiri di jalan Sutoyo, Caruban itu merupakan inisiasi dari Kampus Putih UMM. Sementara itu, tanah seluas 6000-an meter tersebut adalah wakaf dari Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Profesor Muhadjir Effendy.
Haedar menjelaskan, Muhammadiyah sudah merintis madrasah diniyah Islamiyah sejak 1 Desember 1911 yang menjadi cikal bakal pendidikan Islam modern. Menariknya, gagasan madrasah saat itu sangatlah berbeda dengan yang lain. "Yakni dengan memadukan ilmu agama dan ilmu umum. Pun dengan sistem klasikal yang saat itu mirip seperti budaya barat," katanya.
Haedar menceritakan, dalam perjalanan madrasah tersebut, Ahmad Dahlan seringkali dicemooh, diolok-olok bahkan dilabeli sebagai orang yang kafir. Hal tersebut karena metode yang digunakan mengadopsi apa yang dilakukan barat. Meskit dicemooh, ia menyikapinya dengan arif dan bijak.
Hingga akhirnya, Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah pada 18 November 1912. Kemudian disusul dengan pendirian organisasi perempuan pertama di Indonesia Aisyiyah dan sederet organisasi otonom lain.
Satu abad setelah pendirian tersebut dapat dilihat bahwa sistem Pendidikan Islam modern di Indonesia berangkat dari gagasan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan. Bahkan, kini Muhammadiyah juga memiliki lembaga Pendidikan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk wilayah yang minoritas Muslim. Sebut saja Universitas Muhammadiyah (UM) Kupang, UM Sorong, UM Jayapura dan lain sebagainya.
Berdasarkan hal tersebut,.sudah menjadi tugas bersama untuk mengembangkan dunia pendidikan agar mampu melahirkan generasi berkemajuan. Muhammadiyah harus mampu membangun ukhuwah dengan berbagai kelompok dan sesama anak bangsa. "Baik itu yang seagama maupun berbeda agama. Karena tanpa persatuan, kita tak akan bisa membangun bangsa yang lebih baik,” jelasnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (14/7/2022).
Pada kesempatan yang sama, Menteri PMK Profesor Muhadjir Effendy menilai, Muhammadiyah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Madiun secara keseluruhan. Ia juga mengatakan, pendirian bangunan baru MIM Caruban ini bukanlah akhir. Ke depan, akan ada Poliklinik Pratama yang secara bertahap dibangun menjadi sebuah rumah sakit.
Menurut dia, harus ada sinergi dengan rumah sakit daerah. Dengan begitu, pihaknya bisa menyediakan layanan yang belum ada di RSUD sepert alat untuk memasang ring jantung. Alat-alatnya bisa dilakukan kerjasama dengan UMM yang sudah sejak lama memiliki Rumah Sakit (RS).
Ia juga menegaskan, Muhammadiyah ada untuk semua. Siapapun boleh masuk di sekolah Muhammadiyah tanpa memandang status, agama dan perbedaan lain. Tidak ada yang bersifat eksklusif karena semua disediakan secara inklusif.
Dia juga mempersilahkan siapapun yang ingin mengembangkan potensinya di lembaga-lembaga Muhammadiyah. Sebab, pembangunan MIM pada dasarnya hasil upaya bahu membahu dan keroyokan dari banyak pihak. Maka itu, dia juga ingin agar Madiun dan Caruban dibangun dengan kerja sama banyak pihak sehingga bisa menjadi daerah yang berkemajuan.
Sementara itu, Bupati Madiun Ahmad Dawami Ragil Saputro berterima kasih karena Muhammadiyah berkenan membangun lembaga Pendidikan di Caruban. Menurutnya, jika semua aspek dilaksanakan dengan maksimal, ia yakin Madiun khususnya Caruban bisa berkembang dengan pesat.
“Salah satu buktinya adalah pabrik bola di Caruban yang akan memproduksi bola untuk gelaran Piala Dunia di Qatar nanti,” ungkapnya.
Dia juga mengatakan, pendidikan menjadi aspek penting dalam pembangunan tersebut. Ia menekankan, kegembiraan dan nasib anak-anak ke depan akan sangat bergantung pada pendidikannya saat ini. Hal ini menjadi tantangan bagi semua untuk mendidik dan melatih mereka sehingga bisa memiliki karakter yang baik dan memiliki kekhasan Kabupaten Madiun.
Pada kesempatan itu, turut hadir Rektor UMM Fauzan, Wakil Bupati Madiun, Forkompimda Kabupaten Madiun, ketua pimpinan wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, hingga ketua pimpinan daerah Muhammadiyah Madiun. Di akhir acara, para tamu juga sempat melangsungkan penanaman sejuta pohon di sekitar MIM Caruban yang merupakan bagian dari program Kementerian Koordinator PMK Republik Indonesia.