REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Skripsi acapkali menjadi momok yang menakutkan bagi mahasiswa tingkat akhir. Oleh karena itu, Fakutas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan alternatif mahasiswanya untuk lulus tanpa skripsi.
Situasi tersebut telah direalisasikan oleh Prodi Hubungan Internasional. Prodi ini berhasil meluluskan puluhan mahasiswanya melalui program ekuivalensi artikel ilmiah jurnal.
Kepala Prodi HI UMM Syaprin Zahidi mengatakan, program ekuivalensi artikel ilmiah menjadi tugas akhir atau skripsi merupakan bentuk usaha untuk mendorong mahasiswa lulus tepat waktu. "Di mana, tujuan dari program ini yaitu untuk memberikan alternatif kepada mahasiswa untuk lulus melalui jalur akademik lain," ucap Syaprin dalam pesan resmi yang diterima Republika, Kamis (14/7/2022).
Menurut dia, artikel ilmiah yang dapat disetarakan dengan skripsi harus melalui proses bimbingan dengan dosen, review oleh reviewer jurnal, revisi dan tahapan editorial yang memadai sesuai dengan standars dan aturan yang berlaku. Artikel yang berhasil terbit juga harus melalui proses ujian yang ketat oleh dosen penguji.
Syaprin mengatakan, semua kategori jurnal dapat diajukan sebagai pengganti penulisan skripsi. Hal ini dimulai jurnal internasional, jurnal nasional Sinta 1 hingga Sinta 6, bahkan jurnal ber-ISSN non-Sinta.
Syaprin juga menjelaskan, ada jalur lain selain program ekuivalensi artikel yang bisa mahasiswa coba. Salah satunya melalui program Kampus Merdeka. Prodi Hubungan Internasional juga telah melakukan ekuivalensi ke dalam nilai mata kuliah bagi mahasiswa yang memiliki pengalaman internasional dan nasional.
Menurut dia, hal tersebut merupakan upaya Prodi HI untuk mempertahankan akreditasi unggul yang telah diraih. Di samping itu, juga sebagai langkah mempersiapkan akreditasi internasional.
Di sisi lain, salah satu mahasiswa yang berhasil mengambil program ini yaitu Oktavia Widya Kumalasari. Lulusan Prodi Hubungan Internasional ini lulus pada Wisuda Periode II 2022 lalu. Ia berhasil menyelesaikan studi dengan menulis artikel di Jurnal Sinta 4.
Menurut dia, lulus melalui konversi publikasi artikel lebih efisien dalam hal tenaga dan waktu. Sebab, mahasiswa tidak perlu menulis sebanyak menulis skripsi hingga ratusan halaman. Namun bukan berarti tidak menguasai penelitian dan topik yang ditulis.
"Karena proses tetap harus melalui bimbingan dengan dosen dan melewati proses review serta revisi,” ungkap Okta.