Jumat 15 Jul 2022 14:51 WIB

Potensi Kuliner, Sleman Buat Lomba Olahan Daging Kurban

Setiap peserta wajib mengunduh video di akun Instagram atau Facebook.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Bupati Sleman, Kustini Purnomo.
Foto: Dokumen
Bupati Sleman, Kustini Purnomo.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Perayaan Hari Idul Adha 2022 di Kabupaten Sleman, DIY, telah dilaksanakan beberapa hari lalu. Selain melaksanakan shalat Id di wilayah masing-masing, tradisi lain yang dilakukan masyarakat tidak lain menyembelih hewan kurban.

Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman mencatat, 24.825 ekor hewan kurban disembelih tahun ini. Berangkat dari sana, Bupati Sleman, Kustini Purnomo, menginisiasi lomba video memasak kreasi daging kurban.

Ia berpendapat, lomba ini dimaksudkan antara lain untuk mengasah kreativitas masyarakat dalam mengolah daging hewan kurban. Selain itu, Kustini menilai, ini dapat menjadi wadah berbagi resep-resep yang bisa dimanfaatkan dalam memasak. "Tidak hanya perempuan, laki-laki yang bisa masak boleh ikut," kata Kustini, Jumat (15/7/2022).

Lomba video memasak kreasi olahan daging kurban berlangsung 11-17 Juli 2022 mendatang. Setiap peserta wajib mengunduh video di akun Instagram atau Facebook. Untuk masing-masing peserta bisa mengirim lima video dengan durasi 1-3 menit.

Juara I akan mendapatkan Rp 3 juta, Juara II mendapatkan Rp 2 juta, dan Juara III mendapatkan 1 juta. Kemudian, 10 Juara Favorit mendapatkan perlengkapan dapur, serta 50peserta unggulan akan mendapatkan batik tulis parijotho salak.

Kustini berharap, melalui kegiatan lomba tersebut, muncul menu-menu olahan dan cita rasa baru yang dihasilkan masyarakat Sleman. Sehingga, nantinya dapat didorong menjadi menu baru kuliner khas Sleman untuk meningkatkan perekonomian.

"Kalau ada menu kuliner baru, bisa dipromosikan sekalian menjadi kuliner khas Sleman sekaligus ikon baru," ujar dia.

Diadakannya lomba tersebut, lanjut Kustini sekaligus untuk memastikan tidak ada daging yang terbuang menjadi makanan sisa dan bahan yang tidak terpakai. Sebab, ia mengingatkan, dua kategori sampah makanan tersebut angkanya tergolong tinggi.

Ia menerangkan, di  Sleman sendiri jumlah sampah organik sudah sangat tinggi mencapai 30-40 persen dari total sampah keseluruhan. Sedangkan, sampah makanan berada di angka 10 persen dari jumlah sampah organik Sleman.

"Jadi kalau per hari 300 ton, sampah organik itu sekitar 90-100 ton. Berarti sampah makanan lebih kurang 10-20 ton per hari. Ini salah satu bentuk kampanye sekaligus gerakan untuk mengurangi sampah di Kabupaten Sleman," kata Kustini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement