REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gunung Merapi masih mengeluarkan aktivitas kegempaan yang cukup tinggi pekan ini. Pada periode 8-14 Juli 2022, tercatat 11 kali gempa vulkanik dangkal, 150 gempa fase banyak, 567 gempa guguran, sembilan gempa hembusan, dan 19 gempa tektonik.
Guguran lava teramati 43 kali ke barat daya, dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter. Tidak teramati perubahan ketinggian kubah lava barat daya. Perubahan morfologi tidak pula teramati dari kubah tengah.
"Volume kubah lava barat daya terhitung tetap, yaitu 1.645.000 meter kubik dan kubah tengah 2.582.000 meter kubik," kata Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso.
Secara visual, cuaca sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang dan sore hari berkabut. Asap berwarna putih, ketebalan tipis-tebal, tekanan lemah-tinggi 500 meter dari Pos Babadan pada 14 Juli 2022.
Deformasi Gunung Merapi yang dipantau menggunakan EDM dan GPS pekan ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Pekan ini terjadi hujan dengan intensitas curah hujan sebesar 36 milimeter per jam selama 10 menit di Pos Kaliurang.
Untuk itu, BPPTKG menyimpulkan kalau aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi berupa erupsi efusif, dan status ditetapkan dalam tingkat siaga. Sehingga, potensi bahaya saat ini masih berupa guguran lava dan awan panas.
Sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak dan Bebeng maksimal tujuh kilometer. Di tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer.
"Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," ujar Agus.
BPPTKG merekomendasikan Pemkab Sleman, Magelang, Boyolali dan Klaten melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi yang terjadi kini. Masyarakat diminta tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Selain itu, BPPTKG meminta masyarakat agar senantiasa mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari aktivitas erupsi Merapi. Serta, mewaspadai adanya bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.