Kamis 04 Aug 2022 23:24 WIB

Menularkan Motivasi dari Sudut Kompleks Stadion Jatidiri

Siswa-siswa SD juga untuk diharapkan belajar mengenai nilai-nilai kehidupan.

Tim renang estafet Indonesia Muh Azwin T AN Nawwaar (kiri), Maulana Rifky Yavianda (kedua kiri), Marinus Melianus Yowei (kedua kanan), dan Sunarto (kanan) menunjukkan medali emas estafet 4x100 meter gaya bebas putra kategori 49 poin ASEAN Para Games 2022 di Stadion Jatidiri Semarang, Jawa Tengah, Kamis (4/8/2022).Tim renang Indonesia menyabet medali emas dengan catatan waktu 4  menit 19,51 detik, sementara perak diraih tim Thailand  dengan catatan waktu 4 menit 45,26 detik dan perunggu diraih tim Vietnam dengan catatan waktu 4 menit 45,25 detik.
Foto: ANTARA/Aji Styawan
Tim renang estafet Indonesia Muh Azwin T AN Nawwaar (kiri), Maulana Rifky Yavianda (kedua kiri), Marinus Melianus Yowei (kedua kanan), dan Sunarto (kanan) menunjukkan medali emas estafet 4x100 meter gaya bebas putra kategori 49 poin ASEAN Para Games 2022 di Stadion Jatidiri Semarang, Jawa Tengah, Kamis (4/8/2022).Tim renang Indonesia menyabet medali emas dengan catatan waktu 4 menit 19,51 detik, sementara perak diraih tim Thailand dengan catatan waktu 4 menit 45,26 detik dan perunggu diraih tim Vietnam dengan catatan waktu 4 menit 45,25 detik.

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- "Pak, apa itu Paragames?" tanya seorang siswi kepada gurunya terdengar cukup jelas di salah sudut tribun penonton gelanggang renang Stadion Jatidiri Semarang, di suatu pagi.

Pertanyaan itu langsung dijawab spontan oleh sang guru, Yoga Giri RS dari Sekolah Dasar Negeri Jomblang 03 Semarang bahwa Paragames adalah ajang olahraga untuk orang difabel. "Apa itu difabel, Pak?" sahut siswi lain ingin tahu.

Baca Juga

Yoga menjawab bahwa difabel adalah orang yang berkebutuhan khusus, seperti penyandang tunanetra, tunarungu, dan sebagainya. Siswa-siswa itu berasal dari sekolah tempat Yoga mengajar, yang diajak ke Stadion Jatidiri untuk mendukung atlet Indonesia yang sedang berlaga pada ASEAN Para Games 2022.

Selain di Solo Raya, perlombaan ASEAN Para Games 2022 juga digelar di Kota Semarang, tepatnya di Stadion Jatidiri, khusus untuk cabang olahraga para-renang. Itulah sebabnya, gelanggang renang Stadion Jatidiri lebih dari sepekan ini riuh ramai. Ada perhelatan olahraga terbesar se-Asia Tenggara bagi atlet-atlet penyandang difabel.

 

Deretan bangku penonton di arena olahraga itu pun dipenuhi siswa berseragam putih merah yang berasal dari berbagai SD di Kota Atlas. Tak hanya SDN Jomblang 03, beberapa sekolah lain, seperti SDN Lamper Lor, SDN Wonodri, SDN Tinjomoyo 01, SDN Ngesrep 02, dan SDN Peterongan Semarang juga hadir.Sudah sejak hari pertama perlombaan para-renang dimulai, Senin (1/8) lalu, siswa SD datang silih berganti. Namun, suasana di tribun penonton kian hari semakin meriah dengan tambahan pasukan suporter yang datang membawa alat tetabuhan.

"Yo Ayo... Indonesia harus menang," sorak penonton yang menggema dari tribun penonton berpadu dengan irama tetabuhan khas suporter sepak bola, tak terkecuali bocah-bocah itu.

Motivasi

Di sudut lain tribun penonton, M Rasyid dari SD Tinjomoyo 01 Semarang tampak menyimak pertandingan, sembari terkadang bercakap dengan kawan dan gurunya. Sesekali pertanyaan juga mencuat dari siswa saat perlombaan tengah berlangsung.

Sang guru pun sabar menjawab dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Guru olahraga SDN Tinjomoyo 01 Semarang Rifqi Najmuddin Najib menyampaikan bahwa sekolah memang mendapatkan arahan untuk mengajak siswa menonton pertandingan ASEAN Para Games 2022.

"Karena kebetulan ada yang di Semarang, kami diminta mengajak anak-anak menonton. Ada 12 siswa kami ajak dari kelas V dan VI," kata Rifqi.

Mereka datang tak sekadar mendukung kontingen, tetapi kehadiran siswa-siswa SD juga untuk diharapkan belajar mengenai nilai-nilai kehidupan yang bisa diambil dari gelaran ASEAN Para Games 2022.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement