REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, mendorong generasi milenial untuk mandiri dalam berkarya. Termasuk, agar dapat menciptakan lapangan kerja baru dalam menghadapi bonus demografi 2045 mendatang.
Saat ini, kita dihadapkan revolusi industri 4.0. Yang mana, SDM semakin dituntut fastabiqul khoirot (berlomba-lomba dalam kebaikan) untuk mampu beradaptasi dan memiliki keahlian seperti learning skills, literacy skills dan life skills.
Maka itu, ia menekankan, jika kita sulit mencari pekerjaan, maka kita harus optimistis dengan cara menciptakan lapangan kerja baru. Sandi mengajak generasi milenial bangkit dan menyesuaikan keadaan dengan menciptakan peluang baru.
Sandi menegaskan, masa kini merupakan waktu yang tepat bagi generasi milenial mengembangkan potensi diri dan memanfaatkan peluang-peluang usaha yang ada. Ia mengungkapkan, Kemenparekraf menargetkan 4,4 juta lapangan pekerjaan pada 2024.
Sandi berpendapat, semua itu perlu dilihat sebagai kesempatan emas bagi generasi milenial untuk mengembangkan potensi. Tujuannya, agar generasi milenial tidak sekadar mencari kerja, tapi menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja baru.
"Sehingga, target 1,1 juta lapangan kerja di 2022 dan 4,4 juta lapangan kerja di 2024 bisa tercapai," kata Sandi saat menjadi pembicara secara daring dalam Masa Ta'aruf Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (12/9).
Terlepas dari banyaknya peluang usaha yang ada untuk generasi milenial saat ini, ia mengingatkan, terdapat pula rintangan terjal yang menghadang. Maka itu, Sandi meminta mereka yang mencari peluang tidak kaget saat menemui rintangan.
Untuk itu, ia berpesan kepada generasi milenial agar mempersiapkan diri masing-masing agar menjadi seorang wirausaha yang adaptif dalam menggunakan teknologi. Sandi turut meminta generasi milenial mau mencintai produk-produk dalam negeri.
Saat ini, ia mengungkapkan, Indonesia berada dalam posisi tiga besar bidang ekonomi kreatif di dunia. Karenanya, agar Indonesia tetap berada pada posisi tiga besar, kita harus mengurangi konsumsi produk-produk dari luar negeri.
"Gunakan produk dan konten-konten dalam negeri, perbanyak menonton film-film dan mendengarkan lagu Indonesia, kurangi menonton drama Koreanya dan lagu-lagu K-pop ," ujar Sandi.