Jumat 14 Oct 2022 19:56 WIB

ODGJ Hingga Gelandangan Surabaya Dilatih Membuat Kerajinan

Pelatihan keterampilan ini juga menjadi salah satu terapi aktivitas.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Peserta mengikuti pelatihan pembuatan kerajinan tangan. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Peserta mengikuti pelatihan pembuatan kerajinan tangan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya melatih orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) hingga gelandangan yang menghuni Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih untuk membuat kerajinan tangan atau handycraft. Kerajinan tangan yang dipelajari di antaranya pembuatan aksesoris berupa kalung dan gelang, hingga pembuatan keset.

"Ada pembuatan kalung peluit untuk disabilitas yang mana nanti kita distribusikan atau kita arahkan ke sekolah-sekolah SLB. Harapan kita mereka yang tunawicara saat butuh bantuan, butuh pertolongan, bisa meniup peluit," kata Kepala UPTD Liponsos Keputih Surabaya, Imam Muhaji.

Imam melanjutkan, hasil kerajinan para penghuni Liponsos Keputih nantinya juga bakal dijual melalui e-Peken, atau aplikasi jual-beli yang disediakan Pemkot Surabaya. Imam mengatakan, selain untuk menambah pendapatan penghuni Liponsos Keputih, pelatihan yang digelar juga diharapkan dapat menjadi bekal bagi mereka ketika kembali ke daerah asal.

"Jadi harapan kita setelah reunifikasi atau pemulangan, mereka minimal punya keterampilan. Jadi di waktu senggang bisa dipergunakan untuk membuat keterampilan-keterampilan," ujarnya.

Imam melanjutkan, pemberian keterampilan ini juga menjadi salah satu terapi aktivitas bagi mereka. Harapannya, mereka tidak selalu termenung di sela-sela kegiatan rutin seperti mengaji hingga terapi aktivitas kelompok.

"Dengan (pelatihan) ini dia (ODGJ) bisa saling koordinasi sama teman-temannya, melatih memori mereka, melatih konsentrasi juga. Dengan pemberian keterampilan juga menghindarkan mereka, mengurangi halusinasi atau bisikan-bisikan yang memang dari gangguan jiwa," kata Imam.

Pada pelatihan yang berlangsung mulai 12 hingga 13 Oktober 2022, Imam mendatangkan instruktur pengajar. Sedikitnya pelatihan ini diikuti sekitar 30 orang pada setiap sesinya. Adapun, kriteria peserta yang mengikuti pelatihan, Imam menjelaskan, mereka adalah yang kondisi mentalnya sudah bagus.

Artinya, untuk peserta ODGJ adalah mereka yang sudah bisa diarahkan atau diajak komunikasi dan tidak gaduh gelisah. "Tentunya ini yang sudah bisa diarahkan, diajari terkait membuat gelang pola-polanya, membuat keset atau menjahit. Jadi mereka yang sudah bisa diarahkan," ujarnya.

Satu di antara peserta yang mengikuti pelatihan pembuatan handycraft di Liponsos Keputih adalah Devi. Ia mengaku tak mengalami kesulitan dalam proses pembuatan kerajinan tersebut. "Kalau kalung peluit itu lebih mudah, untuk keset agak susah," kata Devi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement