Senin 31 Oct 2022 15:45 WIB

Warga Boro Sebabkan Partisipasi Pemilih Pilkades di Desa ini Terendah

Banyak warga yang boro atau berkerja di luar daerah saat pelaksanaan pilkades.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Warga Boro Sebabkan Partisipasi Pemilih Pilkades di Desa ini Terendah (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Warga Boro Sebabkan Partisipasi Pemilih Pilkades di Desa ini Terendah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Sebanyak 24 Desa di Kabupaten Semarang telah melaksanakan pemilihan kepala desa (pilkades) serentak Kabupaten Semarang 2022 telah dilaksanakan dengan tertib dan lancar, pada Ahad (30/10).

Dalam pelaksanaannya, setidaknya ada dua desa penyelenggara dengan jumlah warga yang tidak menggunakan hak pilihnya mencapai ribuan. Masing- masing Desa Banyubiru, Kecamatan banyubiru, Desa Bedono, Kecamatan Jambu dan Desa Reksosari, kecamatan Suruh.

Baca Juga

Berdasarkan data yang diterima dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dispermasdes) Kabupaten Semarang, jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya pada pilkades Bedono mencapai 1.553.

Sementara jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya dalam pilkkades di Desa Bedono mencapai 1.334. Sementara pada pelaksanaan di pilkades di Desa Reksosari mencapai 1.194.

Terkait hal ini Kepala Dispermasdes Kabupaten Semarang, Edy Sukarno mengungkapkan, banyaknya warga yang tidak menggunakan hak pilihnya suara bukan disebabkan mereka mulai apatis dengan pilkades.

Namun lebih disebabkan karena banyak warga yang boro atau berkerja di luar daerah dan pada saat pelaksanaan pilkades serentak tidak dapat pulang kampung.

“Mereka sebenarnya tercatat sebagai warga setempat, namun pada saat pelaksanaan pencoblosan tidak dapat pulang kampung, meski pelaksanaan pilkades serentak sudah dilaksanakan bertepatan dengan hari libur,” jelasnya.

Edy juga menyampaikan, terkait dengan partisipasi pemilih –pilkades-- sebenarnya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan pemilu maupun pilkada.

Karena kedekatan emosional dengan para calon umumnya jauh lebih tinggi pilkades jika dibandingkan dengan pemilihan lainnya. Sehingga motivasi untuk menggunakan hak pilihnya juga cukup besar.

Kalau ada pemilik hak suara yang sakit akan didatangi oleh panitia. Tapi tidak demikian jika memang warga yang bersangkutan boro ke luar daerah atau bahkan ke luar Jawa. “Besar dimungkinkan karena mereka tidak bisa pulang,” tegas Edy.

Sementara itu, Plt Sekretaris Dispermasdes Kabupaten Semarang, Aris Setyawan menambahkan dalam pelaksanaan pilkades serentak di 24 desa di Kabupaten Semarang, dari 18 petahana yang maju, 11 di antaranya yang terpilih kembali. Sementara 13 pelaksanaan pilkades serentak kali ini dimenangi oleh calon baru.

Ia juga mencatat, untuk tingkat partisipasi pemilih tertinggi pada pelaksanaan pilkades serentak kali ini di Desa Jetak, Kecamatan Getasan, kabupaten Semarang yang mencapai 93,85 persen. Berikutnya disusul Desa Mluweh, Kecamatan Ungaran Timur 93,57 persen.

Sementara tingkat partisipasi pemilih terendah di Desa Banyubiru, Kecamatan Banyubiru yang hanya 72,10 persen dengan pemilih yang tidak hadir mencapai 1.553 orang serta Desa Reksosari, Kecamatan Suruh sebanyak 72,44 persen. “Jumlah pemilih yang tidak hadir ke TPS mencapai 1,194 orang,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement